CIA Punya Program Rahasia untuk Kumpulkan Data Orang Amerika
Badan Intelijen AS atau CIA memiliki gudang data rahasia yang mencakup informasi yang dikumpulkan tentang warga Amerika. Hal ini diungkapkan dua anggota parlemen Demokrat di Komite Intelijen Senat.
Badan Intelijen AS atau CIA memiliki gudang data rahasia yang mencakup informasi yang dikumpulkan tentang warga Amerika. Hal ini diungkapkan dua anggota parlemen Demokrat di Komite Intelijen Senat.
Walaupun CIA maupun anggota parlemen tidak akan mengungkapkan secara spesifik tentang data tersebut, para senator menuduh CIA telah lama menyembunyikan rincian tentang program tersebut dari publik dan Kongres.
-
Siapa agen CIA yang disusupkan ke istana Presiden Sukarno? Seorang agen disusupkan untuk mendekati keluarga Presiden RI. Seorang Wanita Muda Yang Cantik Menemui Presiden Sukarno Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka. Tidak ada kecurigaan apa-apa dari intelijen dan para pengawal Bung Karno. Identitasnya dipastikan aman. Mahasiswa asal AS ini pun leluasa masuk Istana dan bergaul akrab di sana.
-
Mengapa agen CIA menyamar sebagai mahasiswa AS untuk mendekati Presiden Sukarno? Di era Perang Dingin, agen-agen Central Intelligence Agency (CIA) melakukan operasi ke berbagai negara.Indonesia yang kala itu dicap dekat dengan Blok Timur, ikut jadi sasaran.
-
Apa yang dilakukan oleh CIA dalam peristiwa G30S/PKI? "Kami Tidak Menciptakan Ombak-Ombak itu. Kami Hanya Menunggangi Ombak-Ombak itu ke Pantai Itu adalah kalimat yang diucapkan Duta Besar AS untuk Indonesia era 1965-1969, Marshal Green.Green menjawab pertanyaan itu di sebuah rapat rahasia Senat AS. Seorang senator bertanya apakah AS dan CIA terlibat dalam peristiwa kudeta yang terjadi di Indonesia tahun 1965?
-
Kapan CIA memberikan bantuan dana untuk militer Indonesia? Lewat Dubes AS di Jakarta, Marshal Green, CIA juga memberikan bantuan dana untuk militer Indonesia.
-
Bagaimana cara CIA memberikan bantuan kepada militer dan tokoh anti-komunis di Indonesia? CIA Memberikan Bantuan Dana Untuk Militer dan Para Tokoh Antikomunis di Indonesia Mereka memberikan bantuan berkedok obat-obatan senilai 500.000 USD kepada pihak militer. Obat-obatan tersebut akan dijual untuk mendapatkan uang tunai guna penumpasan komunis. Seorang pejabat kontak CIA di Indonesia pun diberi dana 10.000 untuk melawan kekuatan PKI dan organisasi sayapnya.
-
Mengapa CIA memberikan bantuan dana kepada militer dan tokoh anti-komunis di Indonesia? CIA Memberikan Bantuan Dana Untuk Militer dan Para Tokoh Antikomunis di Indonesia Mereka memberikan bantuan berkedok obat-obatan senilai 500.000 USD kepada pihak militer. Obat-obatan tersebut akan dijual untuk mendapatkan uang tunai guna penumpasan komunis. Seorang pejabat kontak CIA di Indonesia pun diberi dana 10.000 untuk melawan kekuatan PKI dan organisasi sayapnya.
Senator Ron Wyden dan Martin Heinrich mengirim surat kepada pejabat tinggi intelijen meminta rincian lebih lanjut tentang program yang akan dideklasifikasi. Sebagian besar surat itu, yang dikirim pada April 2021 dan dibuka pada Kamis, dan dokumen yang dirilis oleh CIA disamarkan. Wyden dan Heinrich mengatakan program itu beroperasi di luar kerangka hukum yang diyakini Kongres.
Telah lama muncul kekhawatiran soal informasi apa yang dikumpulkan oleh komunitas intelijen di dalam negeri. Kekhawatiran ini muncul salah satunya karena pelanggaran sebelumnya terhadap kebebasan sipil Amerika. CIA dan Badan Keamanan Nasional memiliki misi asing dan umumnya dilarang menyelidiki orang Amerika atau perusahaan AS. Tetapi kumpulan komunikasi asing dari agen mata-mata sering menjerat pesan dan data orang Amerika secara tidak sengaja.
Badan intelijen diwajibkan melindungi informasi AS, termasuk menyunting nama-nama orang Amerika dari laporan kecuali jika dianggap relevan dengan penyelidikan.
“CIA mengakui dan menganggap sangat serius kewajiban kami untuk menghormati privasi dan kebebasan sipil warga AS dalam menjalankan misi keamanan nasional vital kami,” jelas Kristi Scott, pegawai dari bidang privasi dan kebebasan sipil CIA, dalam sebuah pernyataan.
“CIA berkomitmen pada transparansi yang konsisten dengan kewajiban kami untuk melindungi sumber dan metode intelijen,” lanjutnya, dikutip dari The Washington Post, Jumat (11/2).
CIA merilis serangkaian rekomendasi yang disunting tentang program yang dikeluarkan oleh panel pengawasan yang dikenal sebagai Dewan Pengawasan Privasi dan Kebebasan Sipil. Menurut dokumen tersebut, sebuah kotak pop-up memperingatkan analis CIA yang menggunakan program bahwa mencari informasi tentang warga AS atau orang lain yang tercakup dalam undang-undang privasi memerlukan tujuan intelijen asing.
"Namun, analis tidak diharuskan untuk mengajukan pembenaran untuk pertanyaan mereka," kata dewan tersebut.
Harus lebih transparan
Ron Wyden dan Martin Heinrich telah lama mendorong badan-badan intelijen lebih transparan. Hampir satu dekade yang lalu, sebuah pertanyaan yang diajukan Wyden kepada kepala mata-mata negara itu menandakan pengungkapan kritis tentang program pengawasan massal NSA.
Pada 2013, Wyden bertanya kepada Direktur Intelijen Nasional James Clapper saat itu apakah NSA mengumpulkan "semua jenis data tentang jutaan atau ratusan juta orang Amerika."
Clapper awalnya menjawab, “Tidak.” Tak lama dia mengatakan, "Tidak sengaja."
Edward Snowden pada akhir tahun itu mengungkapkan akses NSA ke data massal melalui perusahaan internet AS dan ratusan juta catatan panggilan dari penyedia telekomunikasi. Pengungkapan itu memicu kontroversi di seluruh dunia dan undang-undang baru di Kongres.
Clapper kemudian meminta maaf dalam sebuah surat kepada Komite Intelijen Senat, menyebut tanggapannya kepada Wyden “jelas salah.”
Menurut surat Wyden dan Heinrich, program pengumpulan massal CIA beroperasi di luar undang-undang yang disahkan dan direformasi oleh Kongres, tetapi di bawah wewenang Perintah Eksekutif 12333, dokumen yang secara luas mengatur aktivitas komunitas intelijen dan pertama kali ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan pada 1981.
Dokumen tambahan yang dirilis CIA pada Kamis juga mengungkapkan rincian terbatas tentang program untuk mengumpulkan data keuangan ISIS. Program itu juga secara tidak sengaja telah menjerat beberapa catatan yang dipegang oleh orang Amerika.
Badan-badan intelijen tunduk pada pedoman tentang penanganan dan penghancuran data warga Amerika. Pedoman dan undang-undang yang mengatur aktivitas intelijen tersebut telah berkembang dari waktu ke waktu sebagai tanggapan atas pengungkapan sebelumnya tentang mata-mata domestik.
FBI memata-matai gerakan hak-hak sipil AS dan diam-diam merekam percakapan Dr. Martin Luther King. CIA, dalam apa yang disebut Operasi Kekacauan, menyelidiki apakah gerakan yang menentang Perang Vietnam memiliki hubungan dengan negara-negara asing.
"Laporan-laporan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang jenis informasi yang disedot oleh CIA secara massal dan bagaimana agen tersebut mengeksploitasi informasi itu untuk memata-matai orang Amerika," jelas Patrick Toomey, seorang pengacara untuk American Civil Liberties Union, dalam sebuah pernyataan.
“CIA melakukan kegiatan pengawasan menyeluruh ini tanpa persetujuan pengadilan, dan dengan sedikit, jika ada, pengamanan yang diberlakukan oleh Kongres.”
(mdk/pan)