FOTO: Panas dan Mencekam Kericuhan di Haiti, Warga Keluarkan Parang hingga Jarah Isi Pertokoan saat Paksa PM Ariel Henry Lengser
Henry mengambil alih kekuasaan Haiti tak lama setelah pembunuhan presiden terakhir negara itu, Jovenel Moise, pada tahun 2021.
Ratusan warga Haiti turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Ariel Henry yang memimpin Haiti sejak Jovenel Moise dibunuh pada tahun 2021.
FOTO: Panas dan Mencekam Kericuhan di Haiti, Warga Keluarkan Parang hingga Jarah Isi Pertokoan saat Paksa PM Ariel Henry Lengser
Ratusan warga Haiti turun ke jalan pada hari Senin (5/2/2024) untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Ariel Henry yang tidak terpilih.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Pecahnya aksi protes itu akibat pemerintahan Haiti yang dipimpin oleh Henry hanya bisa menyaksikan geng-geng kekerasan memperluas kendali di sebagian besar ibu kota bahkan sudah menyebar ke daerah-daerah lainnya.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
- FOTO: Aksi Berani Anggota DPR AS Angkat Plakat 'Penjahat Perang' di Tengah Pidato PM Israel Netanyahu
- FOTO: Ekspresi PM Israel Netanyahu Pidato di Kongres AS, Disebut Hamas Penuh Klaim dan Kebohongan
- FOTO: Ribuan Orang Direlokasi dari Pulau Panama yang Hampir Tenggelam karena Perubahan Iklim
- FOTO: Gerak-Gerik Ganjar Pranowo Saat Mendengar Sidang Putusan MK, Mulai dari Tersenyum sampai Lesu
Aparat kepolisian di negara itu terpaksa tembakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang memenuhi jalan-jalan hingga yang membakar ban bekas.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Pengunjuk rasa yang turun ke jalan saat melakukan pembakaran ban bekas.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Seperti diketahui Henry mengambil alih kekuasaan Haiti tak lama setelah pembunuhan presiden terakhir negara itu, Jovenel Moise, pada tahun 2021.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Sejak itu, kekosongan kekuasaan telah memunculkan geng-geng kuat yang sebagian besar berkumpul di sekitar dua aliansi utama, G9 dan G-Pep.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Bentrokan antara geng-geng yang bersaing, polisi dan warga sipil telah menimbulkan dampak buruk terhadap penduduk setempat, yang menghadapi pembunuhan tanpa pandang bulu, kekerasan seksual yang merajalela, penjarahan, penculikan untuk mendapatkan uang tebusan hingga aksi pembakaran.
“Henry sama sekali tidak melakukan apa pun untuk masyarakat; ketidakamanan ada di mana-mana, jalan-jalan hancur, tidak ada yang bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari,”
Kata pengunjuk rasa Dominique Thelemaque kepada Reuters.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
“Kami di sini hari ini bukan untuk berperang melawan Ariel Henry untuk menggantikannya dengan orang lain. Kami di sini hari ini untuk berperang melawan sistem.” lanjutnya.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Menurut keterangan Kepala Human Rights Watch pada awal tahun ini telah memperkirakan sekitar 300.000 orang mengungsi akibat kekerasan tersebut.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa ada sekitar 170.000 anak menjadi pengungsi internal, dan hampir setengah dari populasi mengalami kelaparan karena konflik menghalangi pergerakan makanan, bantuan dan orang-orang ke seluruh negeri.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Aktivis oposisi Marcelin Myrthil AKA Arab membawa parang saat melakukan protes terhadap pemerintah, menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry, di Port-au-Prince, Haiti 5 Februari 2024. Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol
Pengunjuk rasa mengendarai sepeda motor saat melewati barikade ban bekas yang dibakar saat berdemonstrasi menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry, di Port-au-Prince, Haiti.
Foto: REUTERS/Ralph Tedy Erol