Gedung Putih cekal jurnalis CNN karena cecar Trump soal Putin dan model Playboy
Gedung Putih melarang seorang jurnalis CNN untuk menghadiri acara kepresidenan Amerika Serikat setelah mengajukan pertanyaan soal Rusia dan dugaan skandal perselingkuhan kepada Presiden AS Donald Trump pada sebuah agenda peliputan.
Gedung Putih melarang seorang jurnalis CNN untuk menghadiri acara kepresidenan Amerika Serikat setelah mengajukan pertanyaan soal Rusia dan dugaan skandal perselingkuhan kepada Presiden AS Donald Trump pada sebuah agenda peliputan. Demikian seperti dikutip dari NBC News, Kamis (26/7/2018).
Koresponden CNN di Gedung Putih Kaitlan Collins diketahui melontarkan pertanyaan dalam kapasitasnya sebagai 'pool reporter' kepada Donald Trump dalam sebuah sesi peliputan foto (photo-spray), ketika sang presiden AS menerima kunjungan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Gedung Putih, Rabu 25 Juli 2018.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
Kapasitas Collins sebagai 'pool reporter' dalam sesi peliputan itu berarti, dirinya mewakili sejumlah jurnalis yang tak mendapat kesempatan untuk ambil bagian dalam agenda tersebut. Protokoler lembaga tinggi negara kerap membatasi jumlah jurnalis dalam agenda peliputan tertentu, dan memandatkan beberapa reporter agar bertindak sebagai 'pool reporter' untuk mewakili media lain.
Sementara itu, dalam tradisi protokol peliputan agenda kenegaraan, sesi photo-spray adalah ketika jurnalis hanya diizinkan untuk mengambil gambar. Berbeda dengan sesi konferensi pers, di mana pejabat biasanya membuka tanya jawab dengan jurnalis.
Beberapa jurnalis tetap mengajukan pertanyaan pada sesi photo-spray kepada pejabat yang bersangkutan, dan hal itu pun tak melanggar peraturan yang bersifat serius. Di sisi lain, ketika jurnalis melontarkan pertanyaan pada sesi photo-spray, pejabat tersebut juga tak mesti menjawab.
Akan tetapi, Presiden Trump sendiri dikabarkan kerap meladeni dan menjawab pertanyaan para jurnalis pada sesi photo-spray di Gedung Putih pada beberapa kesempatan.
Pertanyaan yang Membuat Resah Trump?
Kaitlan Collins mengajukan empat pertanyaan kepada Donald Trump terkait dua isu hangat --dan menjadi perhatian bagi banyak media AS dan internasional. Pertama, terkait langkah Trump mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berkunjung ke Gedung Putih.
Kedua, seputar mencuatnya rekaman percakapan kontroversial antara Trump dengan mantan pengacaranya, Michael Cohen. Isinya terkait upaya membeli hak atas kesaksian model Playboy, Karen McDougal, tentang dugaan perselingkuhannya dengan sang presiden.
"Apakah Michael Cohen mengkhianati Anda Pak Presiden?" tanya Collins ketika Trump dan Juncker duduk berpose saat para jurnalis foto mengambil gambar keduanya.
"Pak Presiden, apakah Anda khawatir Michael Cohen akan berbicara kepada jaksa?" lanjutnya.
"Apakah Anda khawatir dengan adanya rekaman lain, Pak Presiden?"
"Mengapa (Presiden Rusia) Vladimir Putin tidak memenuhi undangan Anda (untuk berkunjung ke Gedung Putih), Pak Presiden," tanya Collins.
Donald Trump tak menjawab dan lantas beranjak ke agenda berikutnya.
Usai agenda tersebut, Collins mendapat pencekalan dari Gedung Putih, yang 'tak mengharapkan kehadirannya' untuk datang pada konferensi pers Trump-Juncker di Taman Mawar Gedung Putih.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa jurnalis 'yang bersangkutan', "Telah berulangkali diingatkan untuk tidak melakukan hal itu," ujarnya tanpa menyebut nama Collins, seperti dikutip dari The Guardian.
"Dia (Collins) meneriakkan pertanyaan, dan menolak untuk pergi meski kami telah berulangkali memintanya demikian."
"Akhirnya, staf kami (Gedung Putih) memberitahu bahwa dirinya tak diharapkan kehadirannya untuk berpartisipasi dalam agenda berikutnya (konferensi pers Trump-Juncker di Taman Mawar Gedung Putih). Namun, kami menegaskan bahwa jurnalis lain dari tempat kerjanya (CNN) diizinkan hadir," tambah sekretaris pers Gedung Putih tersebut.
Baca juga:
Pria berkapak rusak Bintang Trump di Hollywood Walk of Fame
Media AS siarkan rekaman rahasia pembicaraan Trump soal bayar model Playboy
Gaya Melania Trump sayangi pasien-pasien anak di rumah sakit
Presiden Rouhani peringatkan Trump agar tak cari gara-gara dengan Iran
Menko Darmin: Donald Trump marah karena The Fed terus naikkan suku bunga acuan
Trump undang Putin ke AS usai gelar KTT di Finlandia
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)