"Hanya dengan Tembakan, bukan Demo, yang Akan Tumbangkan Militer"
Angka pastinya sulit diketahui, namun sejumlah pengamat memperkirakan ratusan anak muda sudah masuk hutan ke wilayah yang dikuasai pemberontak untuk bergabung dengan mereka dan mengikuti pelatihan militer.
Suara letusan tembakan memecah kesunyian belantara perbatasan Myanmar-Thailand. Sekelompok anak muda di sebelah timur Myanmar tengah menjalani latihan kemiliteran untuk menggulingkan junta militer.
Suara tawa mereka juga terdengar ketika salah satu dari mereka tersentak ke belakang karena hentakan senapan saat menarik pelatuk. Anak-anak muda itu melarikan diri dari kota dan berkumpul di kawasan hutan yang dikuasai pemberontak Myanmar.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Siapa yang membawa Kue Mipan ke Jakarta? Dulunya kue ini dibawa oleh bangsa Tionghoa ke Jakarta, dan dijadikan kudapan saat hari-hari tertentu.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
"Kami belum pernah mendengar suara tembakan sebelumnya," ujar Min--bukan nama sebenarnya--di sebuah kamp pelatihan di tengah hutan belantara di Negara Bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand.
Empat bulan setelah militer mengambil alih kekuasaan dari pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, mereka mengaku sudah terbiasa mendengar suara letusan senjata.
Min, 23 tahun, kini yakin dengan kemampuan mereka. "Hanya dengan letusan tembakan--bukan demo--yang akan mengakhiri kediktatoran militer di negara kami," kata dia, seperti dilansir laman Aljazeera, Jumat (4/6).
Demonstran Myanmar banyak merasakan kemarahan yang sama dengan Min dan mereka mencari jalan keluar.
Angka pastinya sulit diketahui, namun sejumlah pengamat memperkirakan ratusan anak muda sudah masuk hutan ke wilayah yang dikuasai pemberontak untuk bergabung dengan mereka dan mengikuti pelatihan militer.
Mantan Ratu Kecantikan Myanmar Htar Htar Htet bulan lalu juga memajang foto dirinya di Facebook berpakaian hitam sambil menyandang senapan serbu.
"Sudah waktunya melawan balik," tulis instruktur olahraga yang mewakili Myanmar dalam ajang Miss Grand International di Thailand beberapa waktu lalu.
Berlatih keras
Namun yang mereka hadapi adalah pasukan militer yang terkenal brutal dan sadis di Asia Tenggara. Tentara Birma selalu memerangi kelompok pemberontak sejak kemerdekan dari Inggris pada 1948.
"Perang terbuka selalu berakhir dengan pertumpahan darah," kata David Mathieson, pengamat yang pernah tinggal di Myanmar.
Pelatihan militer di Karen dimulai sejak sebelum fajar. Anak-anak muda sukarelawan itu berlatih fisik dan strategi dengan melintasi hamparan lumpur, melewati bentangan tali, mengangkat rekan mereka yang terluka ke tempat yang aman.
Di masa istirahat malam mereka berbaring di tenda kayu dan mengecek ponsel.
Para pelatih mereka adalah anggota dari Serikat Nasional Karen, salah satu dari 20-an kelompok pemberontak di Myanmar yang kerap berselisih sesama mereka.
Sejumlah pemeberontak mengecam kudeta militer dan menawarkan perlindungan bagi mereka yang ingin ikut menjatuhkan junta.
Serikat Nasional Karen membuat kamp pelatihan di wilayah yang mereka kuasai di perbatasan dengan Thailand. Seorang juru bicara menolak memberi tahu bagaimana anak-anak muda demonstran itu bisa bergabung dan ada berapa banyak jumlah mereka.
"Semua sesi latihan cukup berat tapi berlatih keras," kata Min.
Target menembak dibuat dengan sebuah kotak yang dicat berwarna putih. Perlengkapan memang sangat terbatas dan mereka hanya memakai sepatu seadanya.
Seorang anak muda duduk menyilangkan kaki sambil memasukkan peluru ke dalam senapan otomatis. Dia memakai kaus bergambar logo klub Arsenal.
"Saya ingin mengajak orang yang masih berdemo melawan militer untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan revolusi," kata Khine--bukan nama sebenarnya. "Kami akan membantu kalian dan tolong jaga kekuatan sampai kita menang."
Namun Mathieson mempertanyakan seberapa efektif taktik pemberontak yang dicetak di tengah hutan dan pegunungan ketika bertempur melawan junta di perkotaan.
Meski latihan ini bisa menambah pengalaman dan kemampuan diri, tapi tidak akan mengubah mereka menjadi tentara yang ahli bertempur, kata dia.
Namun anak-anak muda sudah memiliki tekad bulat.
"Kami akan sudahi kediktatoran militer," kata Min. "Kami sudah memutuskan untuk mengorbankan nyawa, tulang, dan darah untuk menghabisi mereka."
(mdk/pan)