Imam Al-Azhar sebut kebiasaan mengkafirkan orang lain picu terorisme
Syekh Ahmad al-Tayib mendesak reformasi pesantren dan kampus agama yang mengajarkan tafsir keliru Quran
Dalam konferensi Kontraterorisme di Makkah, Arab Saudi kemarin (22/2), Imam Besar Universitas Al-Azhar, Mesir, mengingatkan seluruh ulama perlunya reformasi materi pendidikan agama Islam. Kesalahan tafsir ayat-ayat Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad disinyalir pemicu maraknya terorisme.
Imam Syekh Ahmad al-Tayib menyatakan sasaran utama reformasi ini khususnya pesantren atau kampus berbasis agama yang mengajarkan paham kafir-mengkafirkan sesama pemeluk Islam.
-
Apa yang ditemukan di situs Qurh, Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Apa yang dilakukan Arab Saudi untuk meningkatkan keselamatan Jemaah? Menteri Kesehatan Fahd Al-Jalajel mengatakan berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya stres akibat cuaca panas dan bagaimana para jemaah dapat mengatasinya.
-
Bagaimana pemerintah Arab Saudi menghadapi pemberontakan di Masjidil Haram? Pemerintah Arab Saudi, yang dipimpin oleh Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud, merespons dengan memobilisasi pasukan keamanan untuk mengatasi pemberontakan.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
"Harapan satu-satunya bagi bangsa-bangsa mayoritas Islam untuk memulihkan persatuan adalah mengatasi kecenderungan kafir-mengkafirkan di sekolah-sekolah," ujarnya seperti dilansir the Guardian, Senin (23/2).
Kepada alim ulama seluruh dunia yang berkumpul di Makkah, Syekh al-Tayib mengingatkan hal kecil seperti itu yang membiakkan organisasi teroris level internasional. Namun sepanjang ceramahnya, ulama mazhab Sunni paling terpandang ini tidak menyebut ISIS atau Al-Qaidah sebagai contoh terorisme akibat kesalahan memahami agama.
"Ini tren yang terus berulang sepanjang sejarah," tandasnya.
Meluruskan tafsir Quran dan Hadits, dua panduan utama kaum muslim, menurut al-Tayib adalah kunci memerangi terorisme.
"Karena tafisr yang keliru dalam memahami Quran dan hadits menyebabkan ekstremisme."
Konferensi para ulama membahas terorisme ini digelar selama tiga hari. Penyelenggaranya adalah Liga Muslim Dunia, beranggotakan perwakilan pemerintah maupun ulama senior independen. Majelis Ulama Indonesia turut serta dalam kegiatan ini.
Al-Azhar yang berlokasi di Ibu Kota Kairo, Mesir, merupakan pusat pendidikan Islam terkemuka sejagat yang jadi acuan kalangan mazhab Sunni. Selain tempat studi syariah hingga sejarah peradaban Islam terbaik, kampus ini sekarang juga membuka jurusan sekuler seperti kedokteran, teknik, dan ekonomi, yang kualitasnya mumpuni.
Kala membuka konferensi ini, Raja Arab Saudi, Salman, mengingatkan seluruh dunia pentingnya memerangi ekstremisme. Konflik di Irak-Suriah akibat keberadaan ISIS, mengancam kawasan Timur Tengah, sekaligus dunia pada umumnya.
"Terorisme sudah pasti produk dari ideologi ekstremis. Maka ancaman itu harus dihadapi bangsa-bangsa muslim dan seluruh bangsa di dunia," kata Raja Salman.
(mdk/ard)