Ini isi pertemuan Paus Fransiskus dan Aung San Suu Kyi di Myanmar
Ini isi pertemuan Paus Fransiskus dan Aung San Suu Kyi di Myanmar. Namun untuk menghindari tanggapan diplomatik, Paus tak menggunakan istilah 'Rohingya'. Seperti diketahui, pemerintah Myanmar tak mengakui istilah itu.
Paus Fransiskus menemui para pemimpin Myanmar, termasuk Aung San Suu Kyi terkait krisis di Rakhine. Dia meminta pemerintah Myanmar menjunjung tinggi hak azasi manusia dan menghormati semua kelompok dan etnisnya.
Namun untuk menghindari tanggapan diplomatik, Paus tak menggunakan istilah 'Rohingya'. Seperti diketahui, pemerintah Myanmar tak mengakui istilah itu. Mereka menyebut komunitas Muslim yang tinggal di Rakhine sebagai Bengali dan menyebut mereka imigran gelap dari Bangladesh.
"Masa depan Myanmar harus damai, kedamaian berdasarkan penghormatan terhadap martabat dan hak setiap anggota masyarakat, menghormati setiap kelompok etnis dan identitasnya, menghormati peraturan undang-undang, dan menghormati tatanan demokratis yang memungkinkan masing-masing individu dan setiap kelompok - tidak terkecuali- untuk menawarkan kontribusi yang sah terhadap kepentingan bersama," kata Paus, Rabu (29/11).
Lebih dari 620.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus. Mereka lari dari tindakan keras militer Myanmar yang dituding dunia internasional melakukan pembersihan etnis di Rakhine.
Banyak yang kecewa Paus tak menggunakan kata Rohingya saat menemui pemerintah Myanmar. Padahal dalam dua permohonan banding dari Vatikan pada tahun ini, Paus menggunakan istilah Rohingya.
Namun sebelum melakukan perjalanan, penasihat dari paus sendiri merekomendasikan agar tidak menggunakan kata tersebut di Myanmar. Mereka khawatir akan ada tekanan pada minoritas Kristen di Myanmar.
Aung San Suu Kyi dalam pidato singkatnya juga tidak menyinggung tentang Rohingya. Dia hanya berbicara soal demokrasi dan tantangan negaranya untuk keluar dari bayang-bayang militer.
"Pemerintah bertujuan untuk membangun bangsa dengan melindungi hak, mendorong toleransi, memastikan keamanan untuk semua," kata Suu Kyi.