Ini manuver Presiden Duterte berantas kejahatan di Filipina
Dia menginginkan semua penjahat mati agar Filipina aman dan tentram.
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte, memang terkenal sadis pada penjahat. Saat masih menjabat jadi Wali Kota Davao saja, pria 71 tahun ini sudah terkenal dengan kebijakannya melegalkan sekaligus mendorong pembunuhan anggota geng kriminal ataupun bandar narkoba.
Duterte tak segan memberikan penghargaan bagi mereka yang bisa menghabisi penjahat berbahaya. Tak peduli itu polisi ataupun warga sipil.
-
Di mana elang Filipina yang terlihat di video ini mendiami? Dikenal dengan sebutan 'elang pemakan monyet' di wilayahnya, burung ini memiliki reputasi yang legendaris di dalam hutan hujan yang lembab di kepulauan Filipina.
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Bagaimana Filipina menjadi negara merdeka? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika. Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Bagaimana cara elang Filipina berburu monyet? Untuk berhasil mengejar monyet, dibutuhkan kerja sama antara sepasang elang Filipina. Salah satu elang akan mengalihkan perhatian kera sementara elang yang lain akan menyergap dari atas dan menangkap kera tersebut.
-
Kapan Alice Guo meninggalkan Filipina? Diawali pada 18 Juli 2024 meninggalkan Filipina, lalu menuju Malaysia, kemudian ke Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.
-
Kapan Filipina mencapai kemerdekaan penuh? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
Pria ini mengaku saat itu Davao adalah wilayah paling tidak aman. Namun, sejak kepemimpinannya, wilayah ini disebut sebagai 'kota paling aman di Asia Tenggara'.
Tak ayal, kebijakan yang dikeluarkan Duterte mendapat kecaman dari berbagai pihak, hingga ke lembaga hak asasi sedunia.
Hingga dia menjabat jadi presiden, Duterte masih saja tidak mau mengubah kebijakannya. Dia malah membawa peraturan di Davao ke seluruh penjuru Filipina.
Kerasnya Duterte dalam menumpas kejahatan di Filipina, berhasil dirangkum merdeka.com. Ini ulasannya:
Berjanji tembak mati seluruh penjahat
Preisden Filipina Rodrigo Duterte berjanji untuk menembak mati semua pelaku kejahatan.
"Apa yang bisa saya lakukan adalah mendesak Kongres untuk mengkaji ulang hukuman mati dan hukum gantung," ucapnya.
Dia juga mengatakan ingin memberi pasukan keamanan kebijakan untuk "tembak mati" kepada organisasi kriminal atau mereka yang melakukan pemberontakan saat diamankan.
"Jika memberontak, menunjukkan perlawanan dengan kekerasan, perintah saya kepada polisi untuk tembak mati, tembak mati organisasi kriminal, anda dengar itu? tembak mati semua organisasi kejahatan," tegas Duterte.
Sebelum menjabat menjadi presiden, Duterte adalah walk kota Davao City, Pulau Mindanao, di selatan Filipina. Dia dijuluki 'the Punisher' karena kebijakannya yang melegalkan sekaligus mendorong pembunuhan anggota geng kriminal ataupun bandar narkoba.
Ajak warga bunuh bandar narkoba
Presiden Filipina yang baru terpilih Rodrigo Duterte menyerukan kepada rakyatnya untuk ikut membasmi narkoba dengan membunuh para pengedar obat-obat terlarang itu.
Dia menawarkan uang imbalan bagi siapa pun yang bisa membunuh para pengedar benda haram itu.
Duterte sebelumnya sudah mengumumkan dia akan mengerahkan pasukan polisi dan militer untuk memerangi kejahatan.
"Kalau mereka ada di sekitar kalian, silakan hubungi kami, polisi atau lakukan sendiri kalau kalian punya senjata. Saya dukung kalian," kata dia di depan kerumunan massa.
"Kalau dia melawan sampai mati dan kalian bisa membunuhnya maka saya akan beri kalian medali," lanjut dia.
Dia menambahkan, para pecandu narkoba tidak bisa disembuhkan di peringatkan.
"Jika Anda terlibat narkoba, saya akan membunuh Anda..saya benar-benar akan membunuh Anda," kata dia.
Duterte menegaskan kampanye melawan kejahatan yang digembar-gemborkannya dengan memberi imbalan uang.
"Kalau dia mati, saya akan membayar lima juta peso (Rp 1,4 miliar) bagi gembong narkoba. Kalau masih hidup saya beri 4,999 juta peso saja," kata dia sambil tertawa.
Berjanji bunuh semua koruptor
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte semakin menegaskan langkahnya untuk memberantas semua kriminal, tak terkecuali kelompok wartawan. Lewat konferensi persnya kemarin, Duterte mengatakan wartawan korup yang mau disuap para koruptor layak menjadi target sah untuk dibunuh.
"Jangan kira hanya kalian adalah wartawan bisa lolos dari pembunuhan," tegas Duterte.
Jawab keras Duterte ini muncul usai lontaran pertanyaan awak media tentang bagaimana mengatasi kasus pembunuhan terhadap wartawan yang mati tertembak di Manila pekan kemarin.
Seperti diketahui, Filipina adalah satu dari negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Sebanyak 174 pembunuhan sejak kacaunya demokrasi dan korupsi melanda, menggantikan kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos tiga dekade lalu.
"Kebanyakan dari mereka yang dibunuh karena telah melakukan sesuatu, kalian tidak akan terbunuh jika tidak melakukan sesuatu yang menyalahi aturan," lanjutnya seiring banyaknya wartawan yang ketahuan korup.
Menurutnya kebebasan berekspresi dalam konstitusi tidak selalu melindungi siapa pun dari dampak kekerasan, terlebih bila telah melakukan pencemaran nama baik.
"Tidak bisa hanya dengan kebebasan berbicara. Konstitusi tidak bisa lagi membantu jika siapa pun tidak menghormati seseorang," pungkas Duterte.
Diketahui langkah ini terus Duterte galang demi menjadikan Filipina negara yang bersih dari penjahat, koruptor, dan bandar narkoba. Melalui kebijakan ini pula dia dapat menang telak pada pemilu kemarin.
Duterte berjanji bisa mengentaskan masalah kriminalitas di Filipina dalam waktu enam bulan. Caranya adalah dengan membunuh mereka semua.