Ini Ternyata Alasan Israel Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
Nasrallah dibunuh dengan 900 kilogram bom buatan Amerika pada Jumat (27/9) malam.
Israel memutuskan membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah karena ikut membela rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diserang dengan brutal oleh Israel sejak 7 Oktober 2023. Nasrallah juga dibunuh karena menuntut penjajah Israel agar menghentikan agresi brutalnya di Gaza.
Hal ini disampaikan seorang pejabat Israel kepada NBC News pada Sabtu (28/9).
- Hizbullah Tunjuk Pemimpin Baru Pengganti Hassan Nasrallah, Sosoknya Pernah Lontarkan Pesan Menantang Untuk Israel
- Israel Bunuh Hassan Nasrallah dengan Bom Buatan Amerika Seberat Hampir 1 Ton
- Sepupu Hassan Nasrallah Digadang Sebagai Pemimpin Baru Hizbullah, Ini Sosoknya
- Sepak Terjang Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Melawan Israel Sejak Remaja Sampai Akhir Hayatnya
Pejabat ini mengatakan, Nasrallah menolak memisahkan Lebanon dari Gaza.
“Apa yang kami temukan setelah lebih dari 11 bulan adalah bahwa Nasrallah gigih dalam mengikat dirinya sendiri (membela Gaza)," cetus pejabat tersebut, seperti dikutip dari Quds News Network, Selasa (1/10).
"Dia menolak setiap upaya diplomatik. Dia menolak pesan-pesan agar berhenti mengaitkan dirinya dengan Gaza. Dan dia terus menembaki Israel, dan dalam beberapa pekan atau bulan terakhir, bahkan memperluas jangkauan dan kecepatan serangan terhadap Israel," lanjut pejabat ini.
"Ini membuat kami memahami bahwa dia tidak bisa lagi menjadi bagian dari permainan."
"Dan apa yang kami lakukan adalah melakukan serangan yang sangat presisi, berbasis intelijen ke markas Hizbullah di Beirut, untuk memastikan Nasrallah tidak bisa lagi menjadi pembuat keputusan di wilayah tersebut."
Israel menjatuhkan bom seberat 900 kilogram ketika menyerang Nasrallah,pada Jumat (27/9) malam lalu di Beirut. Bom tersebut menghancurkan enam bangunan, yang salah satunya ditempati Nasrallah. Bom tersebut merupakan buatan Amerika Serikat, seperti dilaporkan Washington Post.