Iran: Demo di Irak adalah "Perang Sesungguhnya" dengan AS
Utusan Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei di Garda Revolusi kemarin mengatakan demonstrasi baru-baru ini di Irak adalah perang sesungguhnya dengan Amerika Serikat.
Utusan Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei di Garda Revolusi kemarin mengatakan demonstrasi baru-baru ini di Irak adalah perang sesungguhnya dengan Amerika Serikat.
Dikutip dari koran Asharq Al-Awsat yang berbahasa Arab, Abdullah Haji Sadeghi, utusan Khamenei di Garda Revolusi menyebut demo berdarah di Irak sejak pekan lalu adalah upaya AS untuk menyingkirkan milisi Iran (PMF) yang menjadi bagian dari militer Irak.
-
Kenapa presiden baru Iran ingin lebih dekat dengan Amerika Serikat? Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
-
Bagaimana Israel melancarkan serangan ke Irak? Delapan pesawat tempur F-16 yang masing-masing membawa bom seberat nyaris satu ton. Ditambah enam pesawat tempur F-15 yang bertugas memberikan perlindungan udara bagi pesawat F-16 tersebut. Misi mereka menghancurkan fasilitas nuklir Irak yang disebut Osirak di kompleks El Tuwaitha, tak jauh dari Baghdad.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
-
Siapa yang mendukung Saddam Hussein saat perang dengan Iran? Amerika Serikat dan beberapa negara Barat mendukung Irak dengan senjata, intelijen, dan dukungan politik untuk melawan Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Kapan Saddam Hussein menjadi Presiden Irak? Lahir pada 28 April 1937 di Al-Awja, dekat Tikrit, Irak, Saddam naik ke puncak kekuasaan sebagai Presiden Irak pada tahun 1979 dan memerintah hingga tahun 2003.
"Ada 'perang sesungguhnya' dengan Amerika di Irak. Mereka ingin mencegah rakyat Irak mengalami revolusi yang sama dengan Iran dan mencegah milisi PMF mempertahankan negaranya," kata Sadeghi, seperti dilansir laman the Jerusalem Post, Selasa (8/10).
"Musuh ingin membuat kekacauan tapi mereka gagal dan konspirasi mereka tidak akan efektif," kata Khamenei dalam kicauannya di Twitter.
Sebaliknya, anggota parlemen Iran Mahmud Sadeqi tidak setuju menyebut demo Irak adalah konspirasi. Menurut dia demo itu memang dipicu oleh merajalelanya korupsi dan lemahnya para pejabat Irak.
Kedutaan AS Pusat Mata-mata
Hussein Shariatmadari, redaktur koran Kayhan yang berkaitan dengan Khamenei, mendukung warga Irak untuk mengambil alih Kedutaan Besar AS di Baghdad seperti tindakan yang dilakukan warga Iran ketika mengambil alih Kedutaan AS di Teheran pada waktu Revolusi 1979. Shariatmadari menyebut kedutaan AS itu adalah pusat mata-mata dan konspirasi untuk menjajah rakyat Irak.
Unjuk rasa di Irak sudah berlangsung sejak pekan lalu dan mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas karena bentrok dengan aparat keamanan.
Peristiwa demonstrasi besar-besaran di Ibu Kota Baghdad dan beberapa kota lain terjadi setelah seorang pejabat militer Irak dipecat dari jabatannya.
Dia adalah Letnan Jenderal Abdulwahab al-Saadi.
Saadi dikenal sebagai pejabat militer senior di pasukan kontra-terorisme Irak. Saadi memegang peranan penting dalam perang mengalahkan kelompok militan ISIS di Irak. Dia adalah orang kedua di Divisi Kontra-terorisme Irak.
Keputusan ini memicu kemarahan pendukung Saadi dan menerbitkan dugaan: pemerintah sedang menyingkirkan para pejabat militer yang dinilai bisa menjadi ancaman bagi pasukan paramiliter Irak Hashid al-Shaabi yang di dalamnya ada unsur dukungan Iran. Seorang pejabat Irak yang menolak diketahui identitasnya mengatakan kubu pro-Iran di dalam militer Irak melobi Mahdi untuk memecat Saadi.
(mdk/pan)