Israel Bunuh Hassan Nasrallah dengan Bom Buatan Amerika Seberat Hampir 1 Ton
Israel membunuh pemimpin Hizbullah tersebut pada Jumat (27/9) malam.
Israel menjatuhkan bom seberat 900 kilogram ketika menyerang pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Jumat (27/9) malam lalu di Beirut. Bom tersebut menghancurkan enam bangunan, yang salah satunya ditempati Nasrallah.
Laporan Washington Post mengungkapkan, Amerika Serikat terlibat dalam pembunuhan Nasrallah karena bom yang digunakan adalah buatan AS.
- Ini Ternyata Alasan Israel Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
- Sepupu Hassan Nasrallah Digadang Sebagai Pemimpin Baru Hizbullah, Ini Sosoknya
- Sepak Terjang Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Melawan Israel Sejak Remaja Sampai Akhir Hayatnya
- Hizbullah Umumkan Sang Pemimpin Hassan Nasrallah Terbunuh Dalam Serangan Udara Israel ke Beirut
Mengutip tiga ahli yang menganalisis video serangan udara Israel pada Jumat lalu yang diunggah oleh Angkatan Udara Israel, mereka menyebutkan setidaknya beberapa bom tersebut merupakan milik Amerika yang diberi nama "BLU-109".
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/9), BLU-109 merupakan bom berat penghancur bunker yang dilengkapi dengan JDAM (Joint Direct Attack Munition) sebuah perangkat ekor pemandu yang dapat mengatur bom jatuh dengan bebas tanpa awak yang sangat akurat dan tahan cuaca buruk.
Project on Defense Alternatives (PDA), sebuah lembaga yang menganalisis dan meneliti kebijakan pertahanan menyebutkan bom seberat 900 kg ini memiliki radius penghancuran 35 meter.
Nasrallah saat serangan terjadi berada di markas bawah tanah Hizbullah. Media lokal Lebanon menyebutkan Israel menjatuhkan bom “penghancur bunker” dan menghancurkan sekitar enam bangunan saat mencoba membunuh Nasrallah.
Serangan itu telah menghancurkan lingkungan dan mengubah beberapa bangunan apartemen di dekatnya menjadi puing-puing.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti