Jarang Terjadi, Spanduk Anti-Xi Jinping Muncul di Beijing Jelang Kongres Partai
Jarang sekali protes politik dilakukan dengan mencantumkan nama Presiden Xi. Umumnya warga China menggunakan kalimat lain untuk memprotes agar menghindari sensor negara.
Pihak berwajib di Ibu Kota Beijing, China menyingkirkan sebuah spanduk protes politik yang diikat di salah satu jembatan penyebrangan.Tidak lama setelah dilepas, asap dapat terlihat membumbung tinggi di dekat tempat spanduk itu awalnya digantung, yaitu di distrik Haidian, bagian barat daya Beijing.
Insiden sensitif itu terjadi beberapa hari sebelum dilaksanakannya kongres ke-20 Partai Komunis China. Dalam kongres itu, Xi diyakini akan berusaha mengamankan masa jabatan ketiganya.
-
Toilet viral di China ini seperti apa? Sebuah video viral memperlihatkan penampakan toilet di China yang sangat berbeda pada umumnya. Melansir dari unggahan akun Instagram @mksinfo.official, menyediakan bilik khusus. Jika pada umumnya, hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu, wanita, pria dan difabel, toilet ini justru menyediakan bilik untuk couple. Artinya, di dalam satu bisa digunakan oleh dua gender dalam waktu bersamaan.
-
Apa yang menjadi tren makanan viral di China? Es batu panggang telah menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia. Tak ada yang tahu apa yang akan menjadi tren selanjutnya.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Kapan Xin Zhui meninggal? Perempuan Kaya Raya Xin Zhui meninggal antara tahun 178 dan 145 SM, dalam usia 50 tahunan.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
Jarang sekali protes politik dilakukan dengan mencantumkan nama Presiden Xi. Umumnya warga China menggunakan kalimat lain untuk memprotes agar menghindari sensor negara.
Berbagai tulisan-tulisan anti pemerintah pun dapat ditemukan pada spanduk itu, seperti “mari kita berhenti dari sekolah dan pekerjaan serta menyingkirkan diktator pengkhianat Xi Jinping” dan “kami tidak mau tes Covid, kami mau makan, kami tidak mau lockdown, kami hanya ingin bebas”.
Sebelumnya China menerapkan kebijakan “zero Covid policy” atau kebijakan nol Covid. Kebijakan ini mendorong karantina wilayah atau lockdown di berbagai tempat di China sehingga melemahkan ekonomi China. Kebijakan ini juga memantik frustrasi dan kemarahan warga China.
Tetapi pemerintah China tetap berusaha mengatur warganya.
Bahkan menjelang diadakannya kongres, tampak polisi dikerahkan untuk menjaga berbagai titik di Beijing, terutama di tempat di mana spanduk itu awalnya bergantung.
Kepolisian Beijing pun tidak memberikan komentar terkait insiden spanduk protes politik itu. Bahkan pencarian akan kata kunci spanduk itu tidak dapat ditemukan di China karena sensor ketat.
Namun protes itu mendapat dukungan dari pengguna-pengguna media sosial.
“Ada satu orang pemberani di Beijing hari ini,” tulis seorang pengguna media sosial.
Pengguna lain juga memberi dukungan dengan menyebarkan lagu “Sitong Bridge” (Jembatan Sitong) di WeChat yang dinyanyikan oleh artis bernama Biuya. Namun berbagai aplikasi musik China segera menyensor lagu itu.
Usaha sensor kejadian pun dilakukan di platform media sosial lain.
“Keadaan China saat ini stabil, terutama di Ibu Kota Beijing. Epidemi Covid-19 benar-benar terkendali di sini. Di Beijing tidak ada rasa kekecewaan warga yang disebabkan kendali epidemi seperti di tempat-tempat lain di China,” tulis mantan editor majalah nasionalis China, Hu Xijin di Twitternya.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)