Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Dalam video yang menyebar di Internet, 16 pemimpin JI menyampaikan pengumuman itu.
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Kelompok Jemaah Islamiyah yang dikenal karena serangan Bom Bali mengumumkan mereka membubarkan diri.
- Pengakuan Para Pengikut Akhirnya Sadar dan Ramai-Ramai Deklarasi Pembubaran Jemaah Islamiyah
- Blak-blakan Mantan Ketua Jemaah Islamiyah Akui Organisasinya Salah dan Minta Maaf
- Ratusan Eks Anggota Jemaah Islamiyah se-Jabodetabek Deklarasi Patuh NKRI di Bekasi
- Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Laporan dari lembaga Institut for Policy Analysis of Conflict (IPAC) kemarin membenarkan keaslian video pada 30 Juni yang menayangkan 16 pemimpin Jemaah Islamiyah mengumkan pembubaran organisasi mereka.
Dalam pernyataan yang disampaikan dalam video yang disebarkan di dunia maya, para pemimpin JI menyatakan mereka akan mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia dan semua materi pengajaran di madrasah yang berafiliasi kepada JI akan menyesuaikan pada ajaran Islam.
Keputusan untuk membubarkan organisasi, kata Jones, tampaknya didorong oleh sejumlah faktor termasuk berbagai pengaruh dari kalangan intelektual di dalam JI yang kurang
berminat pada aksi kekerasan serta analisis untung-rugi untuk
melindungi aset organisasi yang terbesar yaitu madrasah.
"Masih terlalu dini untuk mengetahui apa dampak dari keputusan ini, tapi para pemimpin JI yang menandatangani pernyataan itu cukup dihormati dan punya tingkat kredibilitas tinggi dalam organisasi mereka untuk memastikan pesan ini diterima luas," kata Sidney Jones, pengamat JI dari IPAC, seperti dilansir Aljazeera, Kamis (4/7).
Kelompok JI yang punya hubungan dengan Al-Qaidah itu menjadi dalang sejumlah serangan teroris di Indonesia, termasuk peristiwa Bom bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, terbanyak warga Australia.
Keputusan untuk membubarkan organisasi, kata Jones, tampaknya didorong oleh sejumlah faktor termasuk berbagai pengaruh dari kalangan intelektual di dalam JI yang kurang berminat pada aksi kekerasan serta analisis untung-rugi untuk melindungi aset organisasi yang terbesar yaitu madrasah.
Hubungan dekat dengan sejumlah pejabat kontraterorisme juga memainkan peran, kata laporan IPAC.
Meskipun kelompok ini memiliki pengaruh yang besar karena tokoh-tokoh yang terlibat, IPAC mencatat kelompok ini memiliki sejarah perpecahan dan kemungkinan perpecahan bisa terjadi di masa depan, meskipun mungkin tidak dalam waktu dekat.