Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Indonesia telah berdiri dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Pengaruh narasi khilafah di tahun politik saat ini diprediksi tidak akan begitu signifikan terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024 secara keseluruhan. Masyarakat lebih memilih fokus pada hal-hal konkret terkait masa depan bangsa. Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Zuly Qodir melihat masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
"Daripada organisasi Islam non-mainstream yang muncul setelahnya. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kelompok-kelompok yang mengusung ideologi bertentangan dengan ideologi negara," kata Zuly dalam keterangannya, Jumat (12/1).
Ia juga memberi saran dalam melakukan kontra propaganda terhadap narasi sejenis dengan memberikan bukti dan contoh faktual.
"Jika dianalisis, ideologi alternatif dari apa yang saat ini kita jalani tidak menjamin kehidupan rakyat akan jauh lebih baik."
Pada porsi tertentu, masyarakat Indonesia perlu memiliki pemahaman kebangsaan yang memadai. Hal ini diperlukan untuk membentengi diri dari narasi yang tidak produktif dan menyadarkan orang sekelilingnya yang terpapar wacana sejenis.
"Kita perlu mengedukasi dan menyampaikan pencerahan pada orang-orang terdekat secara santai," tuturnya.
Zuly mengajak semua pihak, baik pemerintah, organisasi sosial keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, dan lembaga lainnya, untuk bersama-sama memberikan bukti bahwa Indonesia sudah jauh lebih baik.
"Saya kira ini harus terus ditingkatkan dan dilakukan bersama-sama, baik oleh Pemerintah serta didukung oleh seluruh elemen masyarakat,' tandasnya.