Jet tempur Malaysia gempur tentara Sulu Filipina
Polisi Malaysia memblokir jalan sepanjang 30 kilometer dari lokasi penyerangan.
Pemerintah Malaysia mengerahkan armada jet tempur untuk menggempur kelompok bersenjata Filipina di Desa Tanduo, Negara Bagian Sabah. Pertempuran dalam beberapa hari terakhir itu telah menewaskan sedikitnya 27 orang.
Perdana Menteri Najib Razak mengatakan pemerintahnya tidak punya pilihan selain menumpas habis musuh yang mengancam keamanan negara.
"Pemerintah harus mengambil tindakan untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa," kata Najib, seperti dilansir the Australian, Selasa (5/3).
Setidaknya dua pesawat jet tempur tampak mengudara di atas wilayah itu Tanduo.
"Ada serangkaian ledakan di Tanduo. Suara bom berlangsung sekitar setengah jam," kata seorang wartawan Malaysia.
Jurnalis AFP juga melihat polisi Malaysia memblokir jalan sepanjang 30 kilometer dari lokasi penyerangan. Helikopter militer juga meraung-raung menuju Tanduo. Enam ambulans terlihat bergegas menuju wilayah serangan.
Tiga truk militer mengangkut puluhan tentara Malaysia tampak sedang menuju Tanduo.
Kelompok bersenjata asal kepulauan Filipina itu bertahan di Desa Tanduo sejak mereka tiba dengan kapal pada 12 Februari lalu.
Juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan Manila telah melakukan segala upaya untuk mencegah kekerasan di Sabah. Namun pejuang pengikut pemimpin Islam Jamalul Kiram III, 74 tahun, itu tak bisa dicegah.
"Kami telah mengupayakan semuanya untuk mengakhiri konflik, tapi mereka tetap mengikuti cara Kiram," kata juru bicara bernama Ricky Carandang.
Bentrokan senjata Jumat pekan lalu menewaskan 12 warga Filipina dan dua polisi Malaysia.
Konflik bersenjata bermula saat kesultanan Sulu tersebar di beberapa pulau Filipina Selatan dipimpin oleh Agbimuddin Kiram, adik sultan Sulu Jamalul Kiram III. Mereka mengklaim Malaysia mengontrak wilayah Sabah sejak 1963 dan dibayarkan ke Sulu saban tahun.