Kisah di Balik Batalnya Indonesia Beli Jet Tempur Canggih F-20 dari AS
Pesawat tempur ini nyaris dibeli Indonesia untuk TNI AU. Batal di saat akhir. Kisahnya tragis.
Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
Kisah di Balik Batalnya Indonesia Beli Jet Tempur Canggih F-20 dari AS
F-20 Tigershark Adalah Jet Tempur Ringan Yang memiliki Banyak Keunggulan
Pesawat tempur buatan Northrop Corp ini bisa disiapkan untuk lepas landas dalam waktu yang singkat untuk memburu musuh.
Biaya operasional dan perawatannya pun terbilang murah.
-
Kenapa TNI AU beli Sukhoi? Indonesia Juga menjadi Salah Satu Negara Pengguna Sukhoi Su-27 TNI AU memiliki 16 Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2 yang memperkuat Skadron Udara 11 Wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin.
-
Kenapa B-25 menjadi andalan TNI AU? Pesawat ini segera menjalani tugas pertamanya: Menumpas Pemberontakan Republik Maluku Selatan.
-
Kenapa TNI AU beli MiG-15? Saat itu kekuatan udara dibutuhkan militer untuk melawan Belanda di Irian Barat.
-
Kapan F-16 TNI AU datang? Indonesia membeli 12 pesawat F-16 A/B dari AS dan datang pada tahun 1989.
-
Siapa yang ditugasi beli jet tempur? Mabes AU menugaskan Duta Besar RI di Mesir, Mayor Boediardjo untuk melakukan pembelian senjata ke Blok Timur.
-
Apa yang TNI AU beli dari Blok Timur? Sejumlah senjata dari Blok Timur sukses diboyong ke Indonesia. Indonesia juga mendapat pesawat pengebom IL-28, dan helikopter Mi-4.
Di tahun 1980an, F-20 menjadi salah satu pilihan Indonesia untuk melengkapi Alutsista TNI AU.
Apalagi saat itu TNI AU sudah menggunakan F-5 Tiger dari pabrik yang sama sehingga familiar dengan pesawat baru ini.
Budget Pertahanan yang Terbatas Membuat si Hiu Macan ini Jadi Pilihan Ideal
Tahun 1984, prototipe F-20 sempat melakukan demonstrasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Para pejabat Departemen Pertahanan dan Keamanan (Hankam) yang melihat manuver jet tempur tersebut merasa puas dengan kemampuan si Hiu Macan.
Kisah soal rencana pembelian F-20 ini diceritakan Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa yang diterbitkan Angkasa Bandung.
Setelah pensiun dari TNI AU, Wisnu bekerja di PT Sunda Karya yang merupakan perwakilan Northrop. Pihaknya berusaha menjual F-20 Tiger pada militer Indonesia.
Indonesia tertarik dengan F-20. Namun mereka menyatakan menunggu, siapa yang akan dipilih oleh Angkatan Udara AS.
"Jika USAF memilih F-20, maka kami akan membelinya," ujar seorang pejabat militer saat itu.
Kemunculan F-20 memang berbarengan dengan F-16 produksi General Dynamics.
Keduanya bersaing agar bisa digunakan oleh Angkatan Udara AS.
“Di Amerika Serikat, pabrik pesawat tempur akan berhasil bila Angkatan Udaranya memilih pesawat buatan pabrik tersebut. Bagaimana pun bagus kinerjanya, kalau tidak masuk USAF maka pabriknya akan gulung tikar,” tulis Wisnu.
Indonesia dan negara-negara lain menunggu jet tempur mana yang akan dipakai oleh AU AS. F-16 atau F-20, keduanya bisa dikatakan satu kelas.
Nasib Tragis F-20 Tigershark
Setelah menggelar demonstrasi di Jakarta, Northrop membawanya ke Korea Selatan.
Namun nahas, Jet tempur tersebut mengalami kecelakaan di Korea Selatan.
Penyebabnya diklaim bukan karena mesin pesawat, namun karena pilot yang kelelahan.
"Memang sebelum ke Indonesia, penerbangnya melakukan demonstrasi di beberapa negara Eropa dan Turki," kata Wisnu.
Tak lama setelah bencana itu, satu lagi prototipe pesawat F-20 jatuh di Kanada. Jet tempur tersebut sebelumnya baru saja tampil dalam Paris Airshow.
Dua kecelakaan itu memupus harapan Northrop untuk dipilih AU AS.
"USAF akhirnya memilih F-16," kata Wisnu.
Berakhirlah kisah si Hiu Macan yang hanya diproduksi tiga unit sepanjang sejarah.
Sebaliknya, F-16 Laris Manis Bak Kacang Goreng
F-6 aneka varian diproduksi tak kurang dari 4.000 unit dan dipakai Angkatan Udara di 25 negara, di luar Amerika Serikat.
TNI AU pun menjadi pengguna jet tempur F-16 hingga hari ini.