2 Pesawat Jet Tempur Sukhoi Amankan Gelaran Indonesia Afrika Forum Ke-2 di Bali
Pengerahan dua pesawat tempur ini dimaksud untuk mengamankan gelaran Indonesia Afrika Forum Ke-2.
Dua jet tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Wing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin dikerahkan untuk melakukan Combat Air Patrol (CAP) di wilayah udara pulau Dewata Bali.
Pengerahan dua pesawat tempur ini dimaksud untuk mengamankan gelaran Indonesia Afrika Forum Ke-2 yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 3 September 2024.
“Pengamanan ini adalah bagian dari prosedur standar operasi yang ditingkatkan,” kata Danlanud Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Bonang Bayuaji Gautama dalam keteranganya Selasa (3/9).
Menurut Bonang, kehadiran dua pesawat jet tempur Sukhoi merupakan bagian upaya pengamanan maksimal dari TNI AU untuk memastikan kelancaran dan keamanan pertemuan internasional tersebut.
“Mengingat pentingnya pertemuan Indonesia-Afrika Forum yang akan dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara,” tuturnya.
Adapun dua jet tempur Sukhoi Skadron Udara 11 mendapat tugas untuk melaksanakan Combat Air Patrol di wilayah udara Bali. Combat Air Patrol dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 11, Letkol Pnb Andry ‘Stellar’ Libarsyah bersama tiga penerbang Sukhoi lainnya.
“Combat Air Patrol bertujuan untuk melaksanakan pengamanan di wilayah udara pulau Dewata Bali yang menjadi tempat digelarnya Indonesia Afrika Forum,” kata Bonang.
Sejumlah pemimpin negara-negara Afrika tiba di Bali untuk menghadiri Forum Tingkat Tinggi Indonesia-Afrika ke-2, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, tanggal 1-3 September 2024.
Arahan Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 di Bali, pada Senin (2/9). Dalam forum itu, Jokowi menekankan 4 poin kepada para pemimpin-pemimpin negara Afrika.
Poin pertama, Jokowi menyampaikan bahwa pencapaian pembangunan berkelanjutan global harus mencapai target.
"Saya ingin menekankan 4 poin. Yang pertama, pencapaian target SDG (Sustainable Development Goal) harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global, yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional termasuk Agenda 2063 Afrika dan didukung Kemitraan Multi-Pihak," kata Jokowi.
Kedua, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global membela kepentingan Global South sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDG.
"Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu," kata Jokowi.
Ketiga, Indonesia siap bermitra dengan siapapun, utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.
Menurut Jokowi, hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini sangat nyata membawa peningkatan pesat volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.
"Bahkan, Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 3,5 miliar USD, hampir 6 kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018," ucapnya.
Keempat, Jokowi melanjutkan, solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan, untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan.
"Sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global," ujarnya.
Jokowi menambahkan, dengan semangat yang sama, pada tahun depan Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian African Conference, memperingati 70 tahun KTT Asia-Afrika.
"Yang Mulia,Dengan ini, saya nyatakan Sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 dibuka," tukas Jokowi.