Kesaksian Mengerikan Dokter Inggris Sepulang dari Gaza: Setelah Jatuhkan Bom, Drone Israel Tembaki Anak-Anak Palestina
Dokter terkenal Inggris bertugas di Gaza selama satu bulan dan setelah pulang dia memberikan kesaksian di hadapan parlemen.
Dokter spesialis bedah asal Inggris, Nizam Mamode baru saja kembali dari pekerjaannya di Rumah Sakit Nasser di Gaza dan menceritakan kembali pengalamannya selama di Gaza, pada Selasa, (12/11), di hadapan parlemen di London, Inggris.
Nizam Mamode mengatakan sejumlah anak dengan luka tembak di kepala mereka “sengaja menjadi target” penembak jitu Israel.
- Investigasi Media Inggris: Dokter dari Gaza Disiksa, Ditelanjangi, dan Dibiarkan Sampai Mati di Penjara Israel
- Kisah Pilu Dokter Spesialis Jantung Palestina, 175 Anggota Keluarganya Dibunuh Israel Selama Perang Genosida di Gaza
- Kesaksian Dokter atas Kebiadaban Israel di Gaza: 500 Korban dalam 25 Menit
- Dokter Asing Ungkap Kebrutalan Israel, "Saya Melihat Kekejaman yang Sangat Mengerikan di Gaza"
"Tidak masalah siapa Anda di Gaza. Jika Anda orang Palestina, Anda adalah sasaran," kata Mamode dalam sesi Komite Pembangunan Internasional (IDC) di Parlemen Inggris mengenai situasi kemanusiaan di Gaza, seperti dikutip dari laman Anadolu pada (13/11).
Saat di Gaza, Mamode bekerja di Rumah Sakit Nasser selama sebulan dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September, dan mengatakan 60% hingga 70% orang yang mereka rawat di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
"Kami melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala, satu tembakan di kepala. Tidak ada luka lain. Jadi jelas, mereka sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel, dan ya, itu terjadi hari demi hari," katanya.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa setelah bom-bom dijatuhkan di tenda-tenda pengungsian, drone quadcopter datang untuk menembaki warga sipil, termasuk anak-anak.
Genosida di Gaza
Ketika ditanya apakah ia menganggap apa yang ia lihat sebagai genosida, Mamode menjawab "sulit untuk menemukan kata lain untuk itu, mengingat apa yang telah kita lihat.
Saya yakin rakyat Palestina merasa itulah yang terjadi pada mereka dan ada rasa pasrah bahwa mereka semua hanya menunggu kematian tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri. Jadi singkatnya, ya."
Kemudian saat ditanya tentang klaim tentara Israel bahwa mereka menyebarkan selebaran yang memperingatkan orang-orang agar pindah ke daerah lain sebelum menargetkan lokasi tersebut.
Mamode menjawab bahwa sebagian besar korban mereka berasal dari Zona Hijau, yang seharusnya tidak menjadi sasaran, dan banyak dari mereka tidak dievakuasi, tidak ada peringatan sama sekali.
Lebih lanjut, Mamonde menegaskan bahwa “Inggris perlu menanggapi serius prospek pelanggaran hukum humaniter internasional yang sangat parah di Gaza”.
Israel hingga kini masih melancarkan serangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023 dan telah menewaskan hampir 43.700 orang yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti