Sniper Israel Tembaki Warga Palestina Secara Sengaja untuk Olahraga dan Bersenang-Senang
Sejumlah kesaksian dari warga dan dokter di Gaza serta bukti siaran televisi membenarkan tindakan tentara Israel itu.
Banyaknya kejadian yang menunjukkan Israel telah mengerahkan penembak jitu, pesawat nirawak quadcopter untuk melakukan pembunuhan yang ditargetkan terhadap orang-orang yang tidak bersenjata di Jalur Gaza, Palestina.
Kejadian-kejadian ini akan menjadi rentetan bukti untuk dibawa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) bersama dengan kasus Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ada banyak bukti nyata ketika penembak jitu menembaki warga sipil di Gaza secara sengaja bahkan ketika saat di siaran langsung TV tanpa rasa bersalah. Mereka menargetkan warga sipil yang tak berdosa.
Pada Januari lalu, stasiun televisi Inggris ITV mengabadikan momen ketika Ramzi Abu Sahloul ditembak di dada beberapa menit setelah Shaoul diwawancarai.
Sebelum tewas tertembak, Sahloul mengatakan masih ada anggota keluarganya yang belum dievakuasi, ia ingin menyelamatkan kakaknya tapi dilarang oleh tentara Israel. Sahloul adalah bagian dari sekelompok warga sipil yang melarikan diri ke Rafah di selatan Gaza sambil membawa bendera putih atas perintah militer Israel.
Penargetan yang disengaja dengan segala cara
Insiden lain dari serangan penembak jitu juga terekam kamera investigasi yang dilakukan oleh CNN. Hala Khereis ditembak hingga tewas ketika sedang memegang tangan cucunya saat mereka sedang berjalan dengan sekelompok pengungsi lain untuk berlindung.
Salah seorang koresponden, Motasem Dalloul, menceritakan bagaimana anaknya, Yahya dibunuh oleh penembak jitu Israel pada bulan Mei lalu.
Dalloul menjelaskan ia dan anak-anaknya sedang kembali ke rumahnya yang hancur.
“Saya membawa anak-anak saya ke rumah kami yang hancur, di kawasan Al-Sabra untuk mengambil beberapa pakaian dari bawah reruntuhan. Ketika kami di sana, saya melihat anak saya jatuh ke tanah dan kepalanya berdarah. Saya mendekatinya dan mendapati kepalanya telah pecah.”
“Saya pikir alasan tentara Israel membunuh anak saya adalah untuk menakut-nakuti kami semua dan memperingatkan kami agar tidak kembali ke daerah ini karena daerah itu kemudian dihancurkan dan semua bangunan roboh, mengubahnya menjadi zona penyangga militer,” ujar Dalloul, seperti dikutip dari laman The Cradle, Selasa (26/11).
Pada April lalu, Euro-Med Human Rights Monitor merilis sebuah laporan yang menunjukkan penggunaan suara-suara menakutkan oleh Israel untuk menakut-nakuti dan menarik warga sipil ke zona pembantaian.
Di Kamp Pengungsi Nuseirat, pesawat tanpa awak memutar suara tangisan bayi untuk menarik warga sipil keluar dari rumah mereka dan ke jalan-jalan sehingga mereka dapat ditembaki.
Seorang dokter Amerika yang sedang bertugas di Gaza menceritakan bagaimana anak-anak kecil di Gaza sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel.
Kesaksian yang sama disampaikan oleh dokter Inggris Nizam Mamode kepada Anggota Parlemen Inggris bahwa pesawat tanpa awak sengaja menembak anak-anak di Gaza setiap hari.
Seorang dokter Palestina dari Gaza utara, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan kepada The Cradle, “Penembak jitu Israel menembak warga sipil untuk olahraga, ini jelas disengaja dan ini pasti kebijakan militer.”
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti