Kim Jong-un Sempat Demam Saat Pandemi Covid-19 di Korea Utara
Sementara itu Kim Jong-un baru saja menyatakan kemenangan Korea Utara dalam pertempuran melawan Covid.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un diduga sempat terpapar Covid-19 karena menderita "demam" selama pandemi beberapa waktu lalu. Demikian dikatakan saudara perempuannya Kim Yo-jong yang menyalahkan Korea Selatan atas wabah di negaranya tersebut.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (11/8), Kim Yo-jong mengatakan mereka (Korsel) mengirim virus yang terkontaminasi dengan Covid melalui selebaran yang melintasi perbatasan.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
Korea Selatan menolak klaim itu sebagai "tidak berdasar".
Sementara itu Kim Jong-un baru saja menyatakan kemenangan Korea Utara dalam pertempuran melawan Covid.
Negara yang tertutup itu mengumumkan wabah Covid pertamanya pada Mei dan telah melaporkan infeksi demam dan kematian sejak itu. Tetapi ada keraguan atas data tersebut, terutama jumlah kematian yang rendah.
Dalam pidatonya, Kim Yo-jong, yang merupakan pejabat senior menyalahkan Korea Selatan karena menyebarkan Covid ke negaranya dengan mengirimkan selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
Aktivis di Korea Selatan telah melakukan aksi ini selama beberapa dasawarsa, menggunakan balon untuk menyebarkan selebaran propaganda ke Korea Utara, meskipun praktik itu dilarang tahun lalu.
Kim Yo-jong menyebut pengiriman selebaran sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan", dan mengutip "bahaya penyebaran penyakit menular melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi", demikian menurut kantor berita pemerintah KCNA.
Dia memperingatkan Korea Utara sedang mempertimbangkan melakukan pembalasan.
Dalam pidatonya itu Kim Yo-jong berbicara tentang kesehatan kakaknya, dengan mengatakan: "Meskipun dia sakit parah dengan demam tinggi, dia tidak bisa berbaring sejenak memikirkan rakyat yang harus dia jaga sampai akhir tahun, menghadapi perang anti-epidemi."
Korea Utara selama ini hanya menyebut kasus demam ketimbang pasien Covid-19 karena kurangnya alat tes.
KCNA mengklaim ada 4,8 juta infeksi sejak akhir April, tetapi hanya 74 kematian, yang merupakan tingkat kematian 0,002% - terendah di dunia.
Banyak ahli menganggap statistik ini sulit dipercaya. Mereka mengatakan negara itu memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia dengan sedikit unit perawatan intensif dan tidak ada obat atau vaksin perawatan Covid.
Negara ini belum meluncurkan program vaksinasi apa pun selama pandemi, sebaliknya mengandalkan penguncian, perawatan di rumah.
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)