Kunjungi Korban Penembakan El Paso, Presiden Trump Ditolak Warga
Mereka menilai, pria 73 tahun itu telah menggunakan retorika tentang supermasi kulit putih, sebuah ideologi rasis yang diyakini oleh pelaku penembakan.
Korban penembakan El Paso, Texas, Amerika Serikat yang di rawat di rumah sakit menolak kunjungan Presiden Donald Trump, Rabu (7/8) siang waktu setempat.
Juru bicara University Medical Center (UMC) Texas, Ryan Mielke mengatakan bahwa delapan korban tembak yang masih dirawat di sana tidak ingin untuk bertemu dengan presiden. Mielke menambahkan, sejumlah pasien bahkan tidak ingin dikunjungi siapa pun. Trump hanya berhasil menemui dua orang korban yang baru saja diizinkan pulang dari UMC.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Bagaimana keadaan Donald Trump setelah insiden penembakan? Secret Service kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump "selamat", meski terkena tembakan.
"Ini (insiden penembakan massal) adalah waktu yang sangat sensitif dalam hidup mereka," ujar Mielke kepada The Washington Post.
Dilansir dari laman Independent, sejumlah pejabat oposisi setempat serta ribuan warga menentang kehadiran Presiden Donald Trump ke lokasi penembakan El Paso. Mereka menilai, pria 73 tahun itu telah menggunakan retorika tentang supermasi kulit putih, sebuah ideologi rasis yang diyakini oleh pelaku penembakan.
Independent melaporkan, jumlah pengunjuk rasa kehadiran Trump di rumah sakit jauh lebih banyak dibanding pendukung iring-iringan Trump. Para pengunjuk rasa menyambut kehadiran pada Presiden Trump dan Ibu Negara, Melania Trump dengan kata-kata cemooh.
Anggota Partai Demokrat yang juga warga asli El Paso, Beto O'Rouke mengecam Trump sebagai penghasut rasis. Ia menilai, Trump telah membantu menciptakan kebencian yang memicu terjadinya tragedi penembakan massal di Walmart El Paso pada Sabtu (3/8) lalu.
"Kata pertama yang seharusnya keluar dari mulutnya (Donald Trump) adalah mohon maaf," ujar Komisioner Daerah El Paso, David Strout, seperti yang dikutip oleh The Guardian.
Selain UMC, Trump seharusnya dijadwalkan pula mengunjungi Rumah Sakit Del Sol Medical Center, tempat enam korban lainnya dirawat. Namun kunjungan tersebut akhirnya dibatalkan, karena hampir semua pasien di sana tidak menginginkan kehadiran Trump, CNN mengabarkan.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham merilis pernyataan berbeda. Dikatakan bahwa Presiden Trump dan ibu negara diterima dengan sangat hangat, bukan hanya oleh para korban dan keluarga mereka, tetapi juga oleh banyak staf medis yang berbaris di koridor untuk menemui keduanya.
Di hari yang sama, Presiden Trump juga mendatangi Rumah Sakit Miami Valley di Ohio untuk mendatangi korban penembakan massal di Dayton, Ohio, Amerika Serikat. Namun, kunjungan tersebut tertutup bagi media.
Menanggapi kabar penolakan dirinya oleh warga El Paso, Presiden Donald Trump menyebutnya sebagai berita palsu. "Berita palsu bekerja keras untuk menjatuhkan saya dan dua perjalanan (kunjungan korban El Paso dan Dayton), tetapi hal tersebut tidak berhasil," ungkap Trump melalui akun Twitternya, seperti yang dikutip oleh Independent.
"Cinta, rasa hormat, dan antusiasme yang mereka (korban penembakan massal) semua tunjukkan. Mereka telah melalui banyak hal, sedih!" tambahnya.
Anindya Wahyu Paramita
Baca juga:
Kunjungi Korban Penembakan Massal, Donald Trump Didemo Warga El Paso
Walmart Diminta Ikut Bertanggung Jawab Hentikan Insiden Penembakan Massal di AS
Terorisme Kulit Putih Sejalan dengan Kebangkitan ISIS
Kisah Pilu Orangtua Lindungi Bayi di Penembakan El Paso
Pelaku Penembakan Ohio Mengaku Sebagai
Pelaku Penembakan Ohio Bunuh Adik dan Delapan Korban dalam 30 Detik