Presiden Biden Beri Grasi kepada Putranya Atas Kasus Kepemilikan Senjata Ilegal dan Pelanggaran Pajak
Akhirnya, Biden mengharapkan pemahaman dari seluruh warga AS terkait keputusannya untuk mengampuni putranya.
Pada hari Minggu, 1 Desember 2024, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa ia telah memberikan grasi kepada putranya, Hunter Biden. Hunter sebelumnya telah dinyatakan bersalah atas tuduhan memberikan informasi palsu dalam pemeriksaan latar belakang senjata, kepemilikan senjata secara ilegal, serta pelanggaran pajak federal.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari CNA pada Senin, 2 Desember, Biden menyatakan, "Hari ini saya menandatangani grasi untuk putra saya. Sejak saya menjabat, saya berjanji untuk tidak mencampuri keputusan Kementerian Kehakiman (AS), dan saya tetap berpegang pada janji itu meskipun saya melihat putra saya diperlakukan secara tidak adil."
Sebelumnya, Gedung Putih menegaskan bahwa Biden tidak akan memberikan grasi kepada putranya, yang telah menjadi target kritik dari kalangan politik, terutama Partai Republik, termasuk presiden terpilih Donald Trump. Biden menambahkan, "Tidak ada orang rasional yang bisa menyimpulkan bahwa Hunter diperlakukan berbeda, kecuali karena dia adalah putra saya." Hunter dijadwalkan menerima hukuman pada hari Rabu, 4 Desember, atas tuduhan memberikan pernyataan palsu dan pelanggaran terkait senjata. Pada bulan September, dia mengaku bersalah atas tuduhan federal karena gagal membayar pajak sebesar USD 1,4 juta, sementara menghabiskan uang secara berlebihan untuk narkoba, pekerja seks, dan barang-barang mewah. Hukuman untuk kasus ini akan dijatuhkan pada 16 Desember.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Hunter menyampaikan, "Saya telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang saya buat selama masa-masa tergelap dalam kecanduan saya -- kesalahan-kesalahan yang kini telah dimanfaatkan untuk mempermalukan saya dan keluarga saya demi kepentingan politik." Ia juga menegaskan bahwa ia telah bebas dari kecanduan selama lebih dari lima tahun.
"Dalam kondisi kecanduan, saya telah menyia-nyiakan banyak peluang dan keuntungan... Saya tidak akan pernah menganggap belas kasihan yang saya terima hari ini sebagai sesuatu yang sepele dan saya akan mendedikasikan hidup yang telah saya bangun kembali untuk membantu mereka yang masih sakit dan menderita," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Hunter menyampaikan, "Saya telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan yang saya buat selama masa-masa tergelap dalam kecanduan saya -- kesalahan-kesalahan yang kini telah dimanfaatkan untuk mempermalukan saya dan keluarga saya demi kepentingan politik." Ia juga menegaskan bahwa ia telah bebas dari kecanduan selama lebih dari lima tahun.
"Dalam kondisi kecanduan, saya telah menyia-nyiakan banyak peluang dan keuntungan... Saya tidak akan pernah menganggap belas kasihan yang saya terima hari ini sebagai sesuatu yang sepele dan saya akan mendedikasikan hidup yang telah saya bangun kembali untuk membantu mereka yang masih sakit dan menderita," ujarnya.
Presiden Biden, yang kehilangan putranya Beau akibat kanker otak pada tahun 2015, berpendapat bahwa lawan-lawan politiknya berusaha menghancurkan Hunter melalui proses hukum yang tidak adil. Ia menjelaskan bahwa orang jarang diadili atas tuduhan kejahatan terkait cara mereka mengisi formulir senjata, dan orang lain yang terlambat membayar pajak karena kecanduan biasanya hanya menerima "penyelesaian non-kriminal" atas kasus mereka.
"Bukti jelas menunjukkan bahwa Hunter diperlakukan secara berbeda. Tuduhan-tuduhan terhadapnya muncul hanya setelah beberapa lawan politik saya di Kongres mendorongnya untuk menyerang saya dan menghalangi pemilihan saya," ungkap Biden, yang sebelumnya mundur dari Pilpres AS 2024 pada Juli dan digantikan oleh Kamala Harris.
"Dengan berusaha menghancurkan Hunter, mereka juga berusaha menghancurkan saya -- dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa ini akan berhenti di sini. Cukuplah."Biden mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil pada akhir pekan lalu. Ia, bersama istrinya Jill Biden, dan keluarga mereka, termasuk Hunter, menghabiskan liburan Thanksgiving di Nantucket, Massachusetts, sebelum kembali ke Washington pada malam Sabtu, 30 November.
"Kenyataannya begini: Saya percaya pada sistem peradilan, namun ... Saya juga percaya bahwa politik yang keras telah merusak proses ini dan menyebabkan ketidakadilan -- dan begitu saya membuat keputusan ini akhir pekan lalu, tidak ada alasan untuk menundanya lebih lama," kata Biden. "Saya berharap rakyat Amerika Serikat memahami mengapa seorang ayah dan seorang presiden membuat keputusan ini."