Lampu sorot media asing di Pilgub DKI
Lampu sorot media asing di Pilgub DKI. Tak hanya masyarakat Indonesia, pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendapat sorotan tajam dari media-media asing. Kejadian ini tak lepas dari banyaknya penolakan terhadap Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang tengah tersandung kasus penistaan agama.
Tak hanya masyarakat Indonesia, pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendapat sorotan tajam dari media-media asing. Kejadian ini tak lepas dari banyaknya penolakan terhadap Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang tengah tersandung kasus penistaan agama.
Salah satunya The Strait Times, media asal Singapura ini bahkan membuat tulisan mengenai pelaksanaan Pilgub di DKI, yang juga sangat disorot di seluruh dunia. Termasuk para kontestan yang ikut di dalamnya, mulai dari pasangan Basuki-Djarot, Agus-Sylvi dan Anies-Sandiaga.
"Jakarta bukan sekadar ibu kota administratif bagi Indonesia, tapi di sana juga terdapat jantung dan jiwa perpolitikan di Indonesia," tulis The Strait Times.
Para pengamat menyebutkan pemilihan di Jakarta bisa menjadi pertarungan awal atas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, di mana Joko Widodo yang kini menjadi presiden pernah terpilih sebagai gubernur.
"Pemilihan ini bisa menjadi bagian dari proxy atas pemilihan presiden bagi petahana, yang diusung oleh partai berkuasa PDI Perjuangan, yang tengah menghadapi rival berat dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto, mantan capres dan Partai Gerindra."
Sementara, Nikkei Asian Review menyoroti merebaknya berita hoax atau bohong selama musim kampanye. Kebanyakan berisi konspirasi anti-Islam serta invasi dari China merebak di media online.
"Sebagian besar kampanye menjual ketakutan ini ditujukan untuk membuat khawatir orang atas ancaman terkait invasi China dan kebangkitan komunisme di Indonesia. Ini diduga sebagai bagian dari konspirasi anti-Islam terkait dengan upaya pemilihan Purnama," tulis mereka.
Kondisi ini memberikan kebingungan besar bagi sejumlah pemilih akibat friksi yang beredar di media sosial. Ketegangan bukan cuma terjadi antara Muslim dengan non-Muslim, tapi juga antar umat Muslim sendiri, yakni antara konservatif dengan moderat.
"Kata-kata kebencian paling banyak dibuat di media sosial, ada kekhawatiran hal itu mempengaruhi interaksi di kehidupan nyata, dan tidak akan berhenti ketika pemilihan berakhir."
Baca juga:
Purnawirawan TNI ini sebut suasana Pilgub DKI mirip saat Pilpres
Tiga jenderal purnawirawan TNI minta aparat netral di Pilgub DKI
Kubu Ahok-Djarot endus Anies kampanye di masa tenang
Presiden Jokowi bakal nyoblos di TPS Gambir
Tak ada NPWP, sisa dana kampanye Ahok akan diserahkan ke kas negara
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Bagaimana cara warga Jakarta memilih pemimpin di Pilkada DKI 2017? Dengan sistem ini, warga Jakarta bisa langsung berpartisipasi memberikan suara untuk menentukan pemimpin mereka hingga 5 tahun ke depan.