Liberalisasi Arab Saudi di Bawah Kepemimpinan Pangeran Muhammad bin Salman
Arab Saudi mengubah sejumlah peraturan yang lebih longgar. Apakah Arab Saudi akan menjadi negara Islam liberal
Arab Saudi sempat dipandang sebagai negara Islam yang konservatif. Kini pandangan itu sedikit berbeda semenjak beberapa peraturan diubah. Hal ini sejalan dengan keinginan sang Pangeran Arab Saudi, Muhammad bin Salman yang ingin melakukan reformasi Visi 2030. Artinya membuat masyarakat konservatif secara umum 'sedikit' lebih liberal ketimbang Saudi beberapa dekade silam.
Sejumlah upaya perubahan dilakukan, mulai dari mengubah aturan-aturan hingga memodernisasi kondisi Arab Saudi. Berikut beberapa perbedaan pada wajah Arab Saudi:
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Bagaimana Pangeran Muhammad bin Salman terlihat santai dalam busana casual? MBS bersama Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi saat bertemu di Prancis bulan Juni 2023.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Apa yang ditemukan di situs Qurh, Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
Pengurangan Pemisahan Gender
Dahulu Arab Saudi dikenal sebagai negara yang memiliki peraturan ketat soal pemisahan gender. Salah satunya pemisahan gender di ruang publik. Arab Saudi pernah membuat peraturan pemisahan pintu masuk restoran, kini peraturan itu berubah. Peraturan baru ini memungkinkan laki-laki dan perempuan untuk masuk melalui pintu yang sama, hal ini memudahkan pemilik restoran untuk membangun tempat usahanya.
Tak hanya peraturan untuk masyarakat Arab Saudi, aturan untuk turis juga berubah. Arab Saudi mencabut beberapa larangan pada kaum perempuan yang sedang bepergian di Negeri Petro Dolar itu. Aturan baru itu adalah, memungkinkan wanita untuk menyewa kamar hotel tanpa disertai wali pria, dan turis pria bersama wanita bukan muhrimnya dapat menginap dalam satu kamar tanpa bukti pernikahan.
Otoritas pariwisata Saudi mengatakan, pelonggaran peraturan ketat yang mengatur interaksi sosial terjadi setelah Riyadh meluncurkan skema visa turis pertamanya. Pelonggaran itu sebagai bagian dari upaya untuk membuka negara bagi pengunjung asing dan mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak.
Modernisasi
Selain beberapa perubahan pemisahan gender, Arab Saudi juga mulai memodernisasi sejumlah peraturan. Terutama modernisasi peraturan untuk wanita. Dahulu, sejumlah kegiatan tak bisa dilakukan oleh wanita, seperti mengendarai mobil. Kini peraturan itu berubah. Wanita-wanita Arab Saudi mulai berani mengendarai mobil.
Selain itu, sejumlah fasilitas hiburan seperti bioskop juga sudah mulai dibuka. Sejak 1970-an dan 1980-an seluruh bioskop di Saudi ditutup karena desakan kaum ultra konservatif. Kini, Kementerian Penerangan Arab Saudi mengumumkan layar lebar atau bioskop mulai dibuka untuk umum di Ibu Kota Riyadh pada 18 April 2018.
Tak hanya bioskop, kabarnya Arab Saudi juga bakal membuka klub malam halal. Nama klub malam White di Dubai dan Beirut pekan ini mengumumkan mereka akan membuka cabang di Kota Jeddah, Arab Saudi. Namun belum bisa dipastikan, apakah kabar ini benar adanya atau tidak.
Permudah Wisata ke Arab Saudi
Arab Saudi mencabut larangan bagi para peziarah berjalan-jalan secara bebas di sekitar wilayah kerajaan. Pencabutan larangan yang telah diberlakukan sejak lama ini dilakukan pada Selasa (16/7) dengan tujuan untuk menggenjot sektor pariwisata. Demikian dilaporkan media setempat.
Wisatawan yang sedang menjalani ibadah umrah sebelumnya dilarang bepergian ke luar kota suci Makkah dan Madinah. Setelah larangan dicabut, mereka diizinkan mengunjungi Laut Merah di Jeddah, salah satu tujuan para jemaah haji maupun umrah.
Keputusan kerajaan yang mengakhiri pembatasan perjalanan tersebut telah disiapkan. Demikian disampaikan Menteri Media Issam bin Saeed kepada kantor berita pemerintah Arab Saudi, dilansir dari laman Alaraby, Kamis (18/7).
Rencana tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah jemaah umrah setiap tahunnya dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun dan mendorong para peziarah untuk mengunjungi kota-kota lainnya di Arab Saudi dan situs-situs di luar kota suci Makkah dan Madinah demi menggenjot pendapatan di bidang pariwisata.
(mdk/dan)