Masyarakat China Geram Setelah Remaja 14 Tahun Meninggal di Pusat Karantina Covid
Seorang gadis remaja 14 tahun bernama Guo Jingjing meninggal pekan lalu setelah dirawat dua hari di pusat karantina Covid-19 di Kota Ruzhou, Provinsi Henan, China.
Seorang gadis remaja 14 tahun bernama Guo Jingjing meninggal pekan lalu setelah dirawat dua hari di pusat karantina Covid-19 di Kota Ruzhou, Provinsi Henan, China.
Guo Lele, ayah gadis itu tidak menerima kematian putrinya. Dia pun segera menuntut keadilan kepada pekerja kesehatan pusat karantina Covid-19 yang seolah-olah lalai memanggil bantuan medis ketika anaknya membutuhkan pertolongan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Toilet viral di China ini seperti apa? Sebuah video viral memperlihatkan penampakan toilet di China yang sangat berbeda pada umumnya. Melansir dari unggahan akun Instagram @mksinfo.official, menyediakan bilik khusus. Jika pada umumnya, hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu, wanita, pria dan difabel, toilet ini justru menyediakan bilik untuk couple. Artinya, di dalam satu bisa digunakan oleh dua gender dalam waktu bersamaan.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Bagaimana penyakit pernapasan misterius di China bisa menyebar? Program Pemantauan Penyakit Menular, melalui jaringan peringatan dini yang dioperasikan Masyarakat Internasional untuk Penyakit Menular, mengeluarkan peringatan tentang "penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis" yang menyebar cepat di China.
Lele yang berusaha menuntut keadilan segera menyebarkan video di media sosial China, Douyin yang memperlihatkan anaknya gemetar dan kejang-kejang di tempat tidur sebelum meninggal. Melihat video itu, warga China pun geram dengan pembatasan pandemi yang sangat ketat.
Dalam video itu terdengar suara Lele menjelaskan kalau pekerja kesehatan di pusat karantina tidak membantu Jinjing yang keadaannya memburuk.
“Petugas kesehatan di pusat tidak merawatnya, bahkan tidak ada yang bertanya,” jelas Lele dalam video, dikutip dari BBC, Jumat (21/10).
Bibi Jingjing pun turut berupaya menuntut keadilan kepada pekerja kesehatan pusat karantina itu. Tetapi video-video yang diunggah ke Douyin segera disensor dalam dua hari terakhir.
“Saya meminta Komite Pusat Partai Komunis China dan Komisi Inspeksi Disiplin turun untuk menyelidiki pengabaian pemerintah Ruzhou dan mengembalikan kehidupan putri saya!” jelas Lele.
Pengguna media sosial pun turut mendukung ayah Jingjing yang menuntut keadilan atas kematian putrinya.
“Saya sangat marah. Mengapa mereka tidak memberinya pil (obat) saja?” tulis salah satu pengguna.
“Selalu seperti ini. Tidak ada yang akan pernah berubah,” tulis pengguna lain.
Tetapi kasus ini tidak diberitakan media-media lokal China. Salah satu pengguna media sosial mengatakan kasus ini ditutupi dengan Kongres Partai Komunis China yang diselenggarakan beberapa hari lalu.
Kendati kasus ini diketahui pemerintah Kota Ruzhou, namun mereka enggan mengomentari kematian Jingjing.
Sebelumnya China adalah satu-satunya negara yang memiliki kebijakan Covid-19 yang sangat ketat. Aturannya pun menuntut agar orang-orang yang terjangkit Covid-19 dan yang melakukan kontak dekat untuk dikirim ke pusat karantina.
Bahkan aturan-aturan itu dapat membuat anak-anak terpisah dari orang tuanya yang harus dikarantina di tempat lain.
“Anak saya sudah tidak tahan lagi. Mereka (pihak berwenang) tidak mengizinkan dia kembali. Dia anak kecil, dia tidak tahan sendirian di satu ruangan untuk waktu yang lama,” jelas Lu, seorang ibu yang memiliki anak berusia 12 tahun.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Xi Jinping yang Dicintai dan Diam-Diam Dibenci Rakyat China
Dokter di China Berhasil Selamatkan Pasien yang Jantungnya Tak Berdetak Selama Sejam
1.400 Ilmuwan China di Amerika Berbondong-Bondong Pulang Kampung, Ini Penyebabnya
Bus AKAP di China Wajib Pakai Gelang Elektronik Agar Emosi Mereka Bisa Dipantau
Warga Xinjiang Kelaparan Setelah 40 Hari Kena Lockdown Akibat Covid-19