Militer Myanmar terbitkan buku tentang konflik Rohingya pakai foto palsu
Kantor berita Reuters melakukan penelusuran lebih dalam mengenai foto-foto yang ditampilkan dalam buku tersebut. Hasilnya, ditemukan kejanggalan dalam foto-foto yang diterbitkan dalam buku itu. Rupanya foto-foto itu palsu dan telah disisipi keterangan bohong di dalamnya.
Militer Myanmar meluncurkan sebuah buku bertajuk "Politik Myanmar dan Tatmadaw: Bagian I" yang berisi tentang narasi konflik Rohingya yang terjadi pada Agustus tahun lalu. Dalam buku tersebut, terdapat beberapa foto yang disebut berasal dari arsip Negara Bagian Rakhine.
Foto yang dicetak hitam putih itu menunjukkan seorang pria berdiri di atas dua mayat sambil memegang alat tani, di bawahnya tertulis keterangan 'Bengali membunuh etnis lokal secara brutal'. Bengali sendiri merujuk pada imigran gelap yang berarti warga muslim Rohingya.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Dimana Rohingya itu ditemukan? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Di mana pengungsi Rohingya di Aceh berlabuh? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
Foto lain menunjukkan segerombol orang yang membawa barang memasuki satu daerah seolah sedang terjadi migrasi besar-besaran. Dalam keterangannya tertulis saat itulah warga Rohingya masuk ke Myanmar sebagai imigran gelap.
Kantor berita Reuters melakukan penelusuran lebih dalam mengenai foto-foto yang ditampilkan dalam buku tersebut. Hasilnya, ditemukan kejanggalan dalam foto-foto yang diterbitkan dalam buku itu. Rupanya foto-foto itu palsu dan telah disisipi keterangan bohong di dalamnya.
Adegan dalam foto itu memang terjadi di kehidupan nyata, tapi potret itu diambil selama perang Bangladesh pada tahun 1971 silam. Saat itu, ratusan ribu warga Bangladesh dibunuh oleh pasukan Pakistan.
foto pengungsi rwanda di buku militer myanmar soal pengungsi rohingya ©Reuters
Foto lain yang menggambarkan migrasi kenyataannya merupakan para imigran Afrika Timur yang berniat meninggalkan Rwanda menuju ke Tanzania. Namun dikembalikan oleh tentara Tanzania ke negara asal mereka.
Isi dari buku itu sendiri berkutat pada informasi yang hanya didapat dari perspektif militer Myanmar dan menggambarkan konflik Rohingya sejak awal. Kebanyakan isinya sudah disebarluaskan lewat Facebook.
Selain itu, buku tersebut juga dijadikan alat oleh militer Myanmar untuk membantah tuduhan pelanggaran terhadap warga Rohingya yang telah mereka lakukan. Mereka menuding 'teroris Bengali' yang telah menyebabkan kekerasan tejadi karena ingin mendirikan negara Rohingya bernama Arkistan.
Dalam kata pengantar buku itu, penulisnya Letnan Kolonel Kyaw Kyaw Oo mengatakan bahwa buku ini adalah sebuah dokumenter yang akan mengungkap sejarah orang Bengali.
"Dapat dilihat bahwa setiap kali terjadi perubahan politik atau konflik bersenjata etnis di Myanmar, orang-orang Bengali akan melihatnya sebagai peluang. Mereka mengambil keuntungan dari ketidakpastian transisi demokrasi di Myanmar untuk memicu pertikaian agama," tulisnya, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (31/8).
foto di buku militer myanmar soal krisis rohingya ©Reuters
Buku tersebut diterbitkan pada Juli lalu oleh Departemen Militer Myanmar. Buku setebal 117 halaman itu dijual di toko buku di sekitar Yangon. Seorang staf dari toko buku terbesar di kota mengatakan bahwa 50 buku yang dipesan tokonya telah habis terjual, namun pihaknya tidak berniat memesan buku itu lagi.
"Tidak banyak juga orang yang datang mencari buku itu," kata staf yang menolak menyebutkan namanya.
Sejak kebohongan mengenai foto-foto dalam buku itu terbongkar, juru bicara pemerintah Zaw Htay dan juru bicara militer tidak dapat dihubungi. Sementara itu, Sekretaris Tetap Kementerian Informasi, U Myo Myint Maung, menolak berkomentar, dan mengatakan dia belum membaca buku itu.
Si penulis buku Kyaw Kyaw Oo juga tidak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Baca juga:
Gagal lindungi warga Rohingya, Aung San Suu Kyi diminta mundur dari jabatan
Myanmar bantah laporan PBB tentang genosida warga Rohingya
Akankah militer Myanmar bertanggung jawab atas genosida terhadap Rohingya?
Warga Rohingya tuntut militer Myanmar diadili
Facebook mengakui dosanya dalam peristiwa kekejaman terhadap Rohingya di Myanmar
PBB sebut panglima Myanmar terbukti melakukan pembunuhan massal muslim Rohingya
Cerita mereka yang tak ingin kembali ke tanah kelahirannya