Nyawa 64 Anak Afghanistan yang Dibunuh Tentara Inggris Ditukar Uang Senilai Rp2,9 M
Jumlah ini empat kali lebih banyak dari jumlah kematian 16 anak yang diakui Kementerian Pertahanan Inggris.
Angkatan Bersenjata Inggris membayar kompensasi atas kematian 64 anak di Afghanistan. Jumlah ini empat kali lebih banyak dari jumlah kematian 16 anak yang diakui Kementerian Pertahanan Inggris.
Menurut laporan organisasi amal di Inggris, Action on Armed Violence (AOAV), pemerintah membayar kompensasi rata-rata 1.656 poundsterling atau sekitar Rp29 juta untuk satu nyawa anak yang hilang. Total kompensasi yang dibayarkan sebesar 144.593 pounsdterling atau sekitar Rp2,9 miliar. Tapi menurut AOAV, ini juga termasuk kompensasi kematian orang dewasa.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa para abdi negara ini viral? Beberapa abdi negara berikut ini viral lantaran memiliki paras yang tampan. Salah satu di antaranya bahkan sangat viral terlebih saat masa kampanye pilpres beberapa waktu yang lalu. Siapa saja mereka? Simak selengkapnya berikut ini.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Bagaimana Muhammad Fardhana menjadi viral? Muhammad Fardhana juga masuk dalam kategori abdi negara tampan yang viral di Indonesia. Calon suami pedangdut Ayu Ting Ting ini diketahui bertugas di Batalyon Raider 509/Balawara Yudha di Jember.
"Antara 2006-2014, ada 64 korban anak terkonfirmasi di Afghanistan di mana militer Inggris membayar kompensasinya, walaupun jumlah anak yang dibunuh bisa sampai 135," jelas AOAV, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (10/11).
AOAV juga menemukan, antara April 2007 dan Desember 2012, ada 38 insiden yang mengakibatkan terbunuhnya 64 anak tersebut. Rata-rata usia anak yang terbunuh yaitu enam tahun. Serangan udara menjadi penyebab sebagian besar kematian ini.
"Setiap kematian warga sipil selama konflik merupakan sebuah tragedi, terlebih lagi ketika anak-anak dan anggota keluarga menjadi korban," jelas juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris menanggapi laporan AOAV.
"Angkatan Bersenjata Inggris berusaha keras meminimalisir risiko, yang disesalkan tidak bisa benar-benar dihindari," lanjutnya.
Keluarga yang ingin mengklaim kompensasi itu diharapkan membawa bukti seperti akta kelahiran dan akan diwawancara orang Inggris, untuk mengonfirmasi mereka tidak terkait dengan Taliban.
Sebagian besar dari 881 klaim kematian yang diajukan ke ACO (Operasi Komando Sekutu) ditolak. Hanya seperempat dari jumlah itu yang menerima kompensasi.
Baca juga:
9 Tahun Disembunyikan, Makam Pendiri Taliban Akhirnya Diungkap ke Publik
Laporan: Rusia Rekrut Tentara Afghanistan yang Dilatih AS untuk Perang di Ukraina
"Hidup Sekali Lagi Bagaikan Neraka Bagi Perempuan Afghanistan"
"Jika Taliban Mengubah Kebijakannya Tahun Depan, Saya akan Memilih Jurnalisme"
35 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri Sasar Minoritas Hazara di Afghanistan