Ibu Hamil Keguguran Akibat Diseruduk Anjing, Pemilik Hewan Didenda Rp 193 juta
Nasib malang ibu hamil diseruduk anjing berujung di pengadilan.
Ibu hamil memerlukan perhatian lebih dalam hal keamanan. Seiring dengan usia kehamilan yang terus bertambah, ibu maupun janin semakin rentan terhadap kecelakaan.
Bahkan, situasi yang tidak terduga dapat berujung pada bencana. Salah satu contohnya adalah kisah seorang ibu hamil yang ketakutan saat diseruduk anjing. Seorang wanita hamil bernama Yan ( 41) di Shanghai mengalami kejadian tragis ketika seekor anjing galak melompat ke arahnya.
Insiden tersebut terjadi pada awal tahun 2024. Akibat diserang anjing saat berjalan di sekitar rumahnya, Yan mengalami keguguran. Saat itu, Yan sedang mengambil paket di lingkungan tempat tinggalnya.
Tiba-tiba seekor anjing pemandu tuna netra berlari keluar dari sebuah gedung, menyebabkan Yan terjatuh dan merasakan sakit di perutnya.
Keesokan harinya, janin yang dikandungnya tidak lagi menunjukkan detak jantung. Kejadian ini menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang.
Publik merasa simpati terhadap Yan karena demi kehamilan itu dia menjalani proses IVF selama tiga tahun.
Berikut adalah rangkuman kisahnya yang dilansir dari South China Morning Post, Kamis(19/9/).
Kronologi Ibu Hamil Diterjang Anjing
Kejadian ini bermula ketika Yan sedang berjalan di sekitar rumahnya untuk mengambil paket dari layanan kurir. Tiba-tiba, seekor anjing pemandu tuna netra melompat ke arahnya sehingga membuatnya terkejut dan mundur.
Dia langsung merasakan sakit di punggung, pinggang, dan perutnya. Anjing tersebut ternyata milik tetangganya, Li. Kala itu, anjing tersebut tidak diikat pemiliknya.
Yan merasa sangat ketakutan ketika anjing itu melompat yang mengakibatkan cedera fisik dan emosional. Polisi dipanggil untuk menyelesaikan perselisihan antara Yan dan pemilik anjing.
Setelah kejadian tersebut, Yan segera menuju rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Sayangnya, keesokan harinya dokter menginformasikan bahwa detak jantung janin tidak terdengar lagi. Keguguran itu diduga disebabkan oleh rasa takut yang dialaminya saat anjing melompat.
Ibu Hamil yang Kehilangan Bayinya
Yan telah menjalani berbagai prosedur IVF selama tiga tahun demi mendapatkan kehamilan. Ia merasa hancur saat mengetahui bahwa janin yang sangat ia harapkan tidak dapat diselamatkan.
"Saya sudah hamil hampir empat bulan," ungkap Yan sambil menahan air mata.
Setelah diserang oleh anjing, Yan merasakan sakit yang sangat hebat di perutnya. Meskipun ia segera dibawa ke rumah sakit, tidak ada yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan bayinya.
"Rasanya sangat sulit bagi saya untuk memiliki bayi ini," katanya dengan penuh kesedihan.
Kesedihan Yan semakin dalam karena ia merasa telah berusaha sekuat tenaga untuk bisa hamil. Anjing yang lepas tersebut menghancurkan impiannya untuk menjadi seorang ibu setelah perjuangan yang panjang. Kini, Yan harus menghadapi kenyataan pahit dari keguguran yang dialaminya.
Hakim Perintahkan Bayar Rp 193 juta
Pengadilan telah memutuskan bahwa Li, sebagai pemilik anjing diwajibkan untuk memberikan kompensasi sebesar 90.000 yuan atau setara dengan Rp 193 juta kepada Yan.
Hakim mengungkapkan bahwa Li bertanggung jawab atas keguguran yang dialami Yan akibat anjingnya yang galak. Keputusan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Epidemi Hewan di Tiongkok. Li mengakui bahwa anjingnya tidak diikat pada saat insiden terjadi.
Meskipun anjing tersebut berfungsi sebagai pemandu bagi penyandang tuna netra, Li tetap memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan orang lain di ruang publik.
Hakim berpendapat bahwa keguguran Yan disebabkan secara langsung oleh ketakutannya terhadap anjing tersebut. Sesuai dengan undang-undang, pemilik hewan yang membiarkan anjingnya lepas di tempat umum bisa dikenakan sanksi. Dalam kasus ini, pengadilan memutuskan bahwa Yan berhak mendapatkan ganti rugi.
Kisahnya Viral
Kasus ini telah menarik perhatian di media sosial, khususnya di platform Weibo yang mencatat lebih dari 110 juta tampilan. Banyak pengguna internet menunjukkan simpati terhadap Yan dan beranggapan bahwa pemilik anjing tersebut telah lalai.
"Saya tidak percaya anjing itu bisa menjadi begitu berbahaya," ungkap salah seorang pengguna.
Pengguna lainnya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap respons Li, pemilik anjing yang dinilai meremehkan insiden tersebut. Mereka berpendapat bahwa Yan seharusnya mendapatkan lebih banyak perhatian mengingat ia sedang hamil.
"Wanita malang. Akan sulit baginya untuk hamil lagi," tulis salah satu komentar.
Kasus ini memicu diskusi hangat mengenai tanggung jawab pemilik anjing di ruang publik. Beberapa orang menyerukan adanya regulasi yang lebih ketat terkait anjing pemandu tuna netra yang dibiarkan berkeliaran tanpa pengawasan. Kisah ini menjadi viral di media sosial dan terus menjadi perhatian netizen.
Bercanda Menepuk Punggung Teman Dituntut Rp 90 Juta
Satu kasus menarik lainnya melibatkan seorang wanita di Tiongkok yang mengajukan tuntutan ganti rugi setelah mengalami cedera akibat tepukan di punggung oleh seorang kolega. Wanita yang bernama Zheng ini mengalami luka serius setelah ditepuk oleh rekannya.
Ia mengklaim kompensasi sebesar 40.000 yuan setara dengan sekitar Rp 90 juta. Zheng, yang berprofesi sebagai petugas keamanan merasakan sensasi seperti aliran listrik setelah tepukan tersebut.
Akibatnya, leher dan lengannya menjadi mati rasa sehingga ia tidak dapat bekerja selama satu tahun. Insiden yang awalnya tampak sepele ini berujung pada tindakan hukum. Rekan kerja Zheng, Lu, mengaku hanya bercanda dan tidak menyangka bahwa tepukannya akan berdampak serius. Namun, kasus ini menarik perhatian karena menunjukkan bahwa tindakan kecil dapat memiliki konsekuensi yang besar.