Paus Fransiskus kecam perbudakan buruh di Bangladesh
Menurut Paus perusahaan yang menggaji karyawannya dengan upah rendah berarti bertindak melawan Tuhan.
Paus Fransiskus mengecam kondisi para pekerja yang tewas di pabrik garmen di Ibu Kota Kabul Bangladesh pekan lalu. Paus menyebut para pekerja itu sebagai buruh budak karena upah mereka yang tidak layak.
Stasiun televisi Aljazeera melaporkan, Kamis (2/5), Paus juga menyatakan upaya meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan memberi upah yang tidak layak adalah melawan Tuhan.
"Hidup hanya dengan upah Rp 486 ribu sebulan. Itulah bayaran bagi para pekerja yang tewas di Bangladesh. Itu adalah perbudakan buruh," kata Paus dalam khotbah saat misa pagi kemarin seperti dilaporkan Radio Vatikan.
Korban tewas akibat runtuhnya gedung pabrik garmen di Kabul pekan lalu kini telah mencapai 413 orang. Sekitar 2.500 lainnya luka.
Pada Hari Buruh Internasional kemarin Paus mengecam buruknya perlakuan perusahaan yang mempekerjakan karyawannya dengan gaji rendah.
"Hari ini di seluruh dunia terjadi perbudakan terhadap makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah. Berapa banyak saudara-saudara kita yang mengalami itu hanya lantaran kebijakan politik, sosial, dan ekonomi?" kata Paus.