Paus Fransiskus, sederhana dalam hidup, progresif dalam berpikir
Sejak terpilih menjadi Paus pada Maret lalu dia menolak tinggal di istana kepausan yang mewah.
Jorge Mario Bergoglio atau yang kini lebih dikenal sebagai Paus Fransiskus membawa angin perubahan di tubuh Gereja Katolik. Dengan gaya hidupnya yang sederhana dan lebih memperhatikan kaum miskin, dia banyak mendapat apresiasi dari dunia internasional.
Kesederhanaan Paus asal Argentina ini tampak dalam kesehariannya. Pekan lalu dia mengumumkan akan mengendarai Renault 4 manual berwarna putih buatan tahun 1984, meski dia bisa mendapatkan mobil yang disediakan khusus bagi para Paus, seperti pendahulunya, yakni mobil anti peluru.
Renault bekas sudah berumur 29 tahun itu merupakan hadiah dari Renzo Zocca, seorang pendeta dari utara Italia.
Tidak hanya itu, sejak terpilih menjadi Paus Maret lalu dia menolak tinggal di apartemen kepausan di Istana Apostolik yang mewah dan lebih memilih tinggal di hotel Vatikan.
"Karena saya harus tinggal di antara banyak orang," ujar Paus pertama dari Amerika Latin itu. "Jika saya tinggal sendirian, terisolasi, tidak akan baik bagi saya," kata dia kala itu.
Meski bergaya hidup sederhana Paus tetap memperhatikan perkembangan bagi Gereja Katolik. Beberapa pernyataannya menandakan dia ingin Gereja Katolik lebih progresif dalam menyikapi berbagai isu terkini.
Pekan lalu Paus menyampaikan pernyataan mengejutkan. Dia bilang dia tidak menolak persoalan selibat, seperti dilansir koran the Daily Mail (13/9). "Itu hanya soal disiplin, bukan kepercayaan. Itu bisa berubah," ujarnya. "Secara pribadi menikah tidak pernah bertentangan dengan pikiran saya."
Paus juga secara terang-terangan pernah membela kaum tidak bertuhan.
"Belas kasih Tuhan tidak memiliki batas jika kita kembali kepadaNya dengan hati yang tulus dan penuh penyesalan," kata Paus. "Tuhan sudah menyelamatkan kita semua, dengan darah Kristus. Kita semua, bukan hanya kepada orang Katolik. Tetapi setiap orang. Bahkan ateis.
"Orang ateis pun diampuni, semua orang diampuni," jawab Paus, seperti dilaporkan Radio Vatikan. "Kita semua punya kewajiban berbuat kebajikan."
Menanggapi isu terkini soal gay dan pernikahan sejenis, dua hari lalu Paus kembali menunjukkan pandangan progresifnya.
Dia mengatakan Gereja Katolik sebaiknya tidak terus-terusan mengurusi masalah aborsi, kaum gay, dan pernikahan sejenis.
"Kita harus mencari keseimbangan baru. Kini sudah tidak penting lagi membicarakan isu-isu semacam aborsi, pernikahan sejenis, metode kontrasepsi," kata dia.