Menag Yaqut Puji Kesederhanaan Paus Fransiskus: Contohkan Bagaimana Menjadi Pimpinan
Sifah sederhana Paus Fransiskus ini menjadi ciri khas seorang pemimpin yang mengutamakan kesederhanaan.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memuji kesederhanaan ditunjukkan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dan perlu dijadikan contoh oleh seluruh umat beragama.
Hal ini didasari fasilitas VVIP berupa kendaraan roda empat jenis Toyota Inova Zenik digunakan Sri Paus dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang menuju Jakarta.
-
Bagaimana Paus Fransiskus disambut? Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia disambut meriah masyarakat terutama umat Katolik di Indonesia.
-
Bagaimana Paus Fransiskus ajarkan persatuan? Maka dari itu, Peter mengatakan dalam Katolik yang diajakan Paus telah mengajarkan bagaimana menjalin persatuan untuk saling menghormati satu sama lain.'Setiap agama di dalam keluarga kita, kita saling menghormati. Jadi hari ini saya datang untuk menyampaikan ini dan saya tentunya sangat berbahagia,' kata dia
-
Siapa yang dipengaruhi kata-kata Paus Fransiskus? Kata-katanya mendorong umat untuk lebih peduli terhadap sesama, memperjuangkan keadilan, dan mengembangkan sikap rendah hati.
-
Apa pesan utama kata-kata Paus Fransiskus? Kata-katanya mendorong umat untuk lebih peduli terhadap sesama, memperjuangkan keadilan, dan mengembangkan sikap rendah hati.
-
Bagaimana Puan menilai pidato Paus Fransiskus? Puan menilai pidato Paus Fransiskus yang memiliki semangat sama dengan Indonesia dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, perdamaian, dan toleransi.
-
Bagaimana Paus memuji Jokowi? Momen perkenalan itu dilakukan Presiden Jokowi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, usai Sri Paus diterima melalui upacara kenegaraan.'Presiden ke mana-mana selalu mengenalkan (calon) presiden terpilih dan tadi secara khusus Paus mengatakan ini adalah tradisi yang bagus, ada seorang presiden yang akan mengakhiri jabatannya memperkenalkan presiden yang akan datang,' kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (4/9).
"Saya kira ini luar biasa kesederhanaan beliau. Beliau contohkan bagaimana menjadi pimpinan, karena beliau ini kan bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga pemimpin negara," ucapnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Selasa (3/9).
Menurut dia, sifat ditampilkan kepala negara Vatikan ini menjadi ciri khas seorang pemimpin yang mengutamakan kesederhanaan.
"Dengan kesederhanaannya beliau tunjukkan, beliau memilih kendaraan pun dengan cara yang sangat sederhana dan ini untuk patut dicontoh," ujarnya, dilansir dari Antara.
Selain itu, katanya, Paus Fransiskus juga sosok pemimpin yang selalu menyampaikan pesan perdamaian antarumat beragama, pasalnya upaya itu kunci toleransi dalam menciptakan kedamaian dunia.
"Saya kira pesan ini nanti akan menjadi pembicara bersama Pak Presiden Jokowi di Istana Negara," katanya.
Ia juga mengatakan agenda kunjungan ke Masjid Istiqlal dirasa akan menjadi peristiwa penting dalam menciptakan perdamaian bagi umat beragama di Indonesia.
"Atas nama pemerintah menyampaikan selamat datang kepada Paus Fransiskus di bumi Indonesia, bumi Pancasila dan bumi Bhineka Tunggal Ika," kata dia.
Kegiatan Paus Fransiskus di Indonesia
Paus Fransiskus tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Selasa, sekitar pukul 11.25 WIB. Paus Fransiskus diagendakan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, selama 2-13 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus itu ke kawasan Asia-Oseania. Paus berkunjung ke Indonesia selama 3-6 September 2024. Pada 4 September, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta.
Pada 5 September 2024, pertemuan antarumat beragama di Masjid Istiqlal Jakarta, dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan memimpin misa akbar diikuti puluhan ribu umat Katolik sebagai perwakilan berbagai keuskupan di Indonesia, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, sedangkan pada 6 September bertolak dari Jakarta untuk melanjutkan lawatan ke Papua Nugini.