Dikenal Sebagai Pemimpin Gereja Katolik Paling Sederhana, Paus Fransiskus Tolak Gaji Bulanan Sebesar Rp357 Juta
Paus Fransiskus sudah dikenal dengan filosofi hidup sederhana sebelum menjabat sebagai paus.
Pemimpin gereja katolik sedunia, Paus Fransiskus memulai kunjungan apostolik ke beberapa negara di Asia seperti Indonesia, Singapura, hingga Timor Leste. Ini merupakan kunjungan kedua bagi Paus ke Indonesia.
Pada Desember 1970, Paus Paulus VI, pertama kali melakukan kunjungan ke Indonesia. Kota yang dikunjungi adalah Jakarta. Ini merupakan kunjungan singkat dan bukan kunjungan resmi kenegaraan.
Setelah lebih dari 50 tahun kemudian, Paus Fransiskus melakukan kunjungan apostolik ke Indonesia. Paus Fransiskus merupakan pemimpin Gereja Katolik yang terlahir sebagai Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Beliau dikenal dengan pendekatan sederhana dan penuh empati dalam kepemimpinannya.
Sejak dilantik pada Maret 2013 menggantikan Paus Benediktus XVI, Paus Fransiskus telah menjadi paus pertama dari Benua Amerika dan seorang tokoh yang menonjol karena dedikasinya terhadap kaum miskin dan pandangannya yang progresif.
Melansir dari berbagai sumber, meskipun memimpin salah satu lembaga terbesar dan terkaya di dunia, kekayaan bersih Paus Fransiskus tidak sebesar yang banyak diperkirakan.
Upah Paus Fransiskus
Berbeda dengan paus-paus sebelumnya yang sering kali mengumpulkan kekayaan materi, Paus Fransiskus memilih untuk hidup dengan cara yang jauh lebih sederhana.
Ia menolak upah bulanan sebesar USD32.000 atau RRp357 juta (kurs Rp15.548) yang biasanya diterima paus, dan memilih untuk menyumbangkannya ke gereja, mendanai yayasan, atau memberikannya kepada keluarga dan amal.
Sebagai seorang Jesuit, Paus Fransiskus sudah dikenal dengan filosofi hidup sederhana sebelum menjabat sebagai paus. Pada tahun 2001, Vatikan mengonfirmasi Paus selalu setia pada prinsip-prinsip Jesuit yang menekankan kehidupan yang sederhana dan pelayanan.
Meskipun laporan menunjukkan kekayaan bersihnya sekitar USD16 juta atau Rp248 miliar, angka tersebut lebih mencerminkan aset Gereja Katolik ketimbang kepentingan pribadi Paus Fransiskus.
Gaya hidup sederhana dan fokusnya pada pelayanan serta reformasi dalam Gereja Katolik menjadi ciri khas kepemimpinannya.
Paus Fransiskus lebih memilih tinggal di tempat tinggal yang sederhana di Vatikan dan menghindari kemewahan yang biasanya menyertai posisi kepausan.
Dalam setiap tindakan dan keputusan, Paus Fransiskus menekankan nilai-nilai kerendahan hati dan dedikasi terhadap pelayanan masyarakat.