Penelitian: Infeksi Covid-19 Bisa Turunkan Kualitas dan Jumlah Sperma
Para peneliti menemukan, kualitas sperma bisa rusak selama berbulan-bulan setelah sembuh dari infeksi Covid-19.
Para peneliti menemukan, kualitas sperma bisa rusak selama berbulan-bulan setelah sembuh dari infeksi Covid-19.
Menurut temuan para peneliti, air mani sendiri tidak menular. Tapi di antara 35 pria yang memberikan sampel sperma sebulan setelah sembuh dari Covid bergejala, penurunan jumlah sperma terbukti 60 persen dan jumlah sperma berkurang 37 persen.
-
Mengapa penelitian tentang komunikasi paus sperma penting? Gruber menambahkan, populasi paus sperma lainnya, yang ditemukan di lautan dalam mulai dari Arktik hingga Antartika, kemungkinan besar berkomunikasi dengan cara yang sedikit berbeda.
-
Di mana penelitian tentang komunikasi paus sperma dilakukan? Penelitian yang diterbitkan pada Selasa dalam jurnal Nature Communications ini melibatkan paus sperma yang hidup di sekitar pulau Karibia, Dominika.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan tentang cara paus sperma berkomunikasi? Para peneliti menggambarkan bagaimana paus sperma berkomunikasi dengan menekan udara melalui sistem pernapasan mereka untuk membuat bunyi klik cepat yang menyerupai kode Morse, dengan serangkaian suara yang membentuk dasar bahasa.
-
Apa saja yang bisa meningkatkan jumlah sperma? Oleh karena itu, vitamin pranatal atau suplemen kesuburan pria bisa membantu meningkatkan jumlah sperma," terang Juan Alvarez, MD, pakar endokrin reproduktif dari Fertility Centers of Illinois.
-
Bagaimana cara sperma menghilangkan jerawat? Jerawat sendiri disebabkan oleh faktor seperti produksi minyak berlebih, penyumbatan pori-pori, pertumbuhan bakteri, dan peradangan yang tidak bisa diatasi dengan sperma.
-
Bagaimana paus sperma berkomunikasi satu sama lain? Para ilmuwan yang mempelajari paus sperma menemukan hewan ini berkomunikasi melalui semacam “alfabet fonetik”, yang memungkinkan mereka membuat padanan kasar dari apa yang manusia sebut sebagai kata dan frasa.
Sebagaimana dilaporkan dalam Fertility and Sterility pada Senin, sampel air mani diambil dari 120 pria Belgia dengan usia rata-rata 35 tahun, rata-rata 52 hari setelah gejala Covid mereka sembuh.
Di antara 51 pria yang diuji antara satu dan dua bulan setelah sembuh, 37 persen mengalami penurunan jumlah sperma motilitas dan 29 persen jumlah spermanya rendah.
Di antara 34 pria yang memberikan sampel sekurang-kurangnya dua bulan setelah sembuh, 28 persen mengalami kerusakan sperma dan jumlah sperma turun 6 persen. Keparahan infeksi Covid tidak memiliki korelasi dengan karakteristik sperma.
"Pasangan yang menginginkan kehamilan harus diingatkan bahwa kualitas sperma setelah infeksi Covid-19 bisa kurang optimal," para peneliti menyimpulkan, dikutip dari Reuters, Selasa (21/12).
"Perkiraan waktu sembuh adalah tiga bulan, tapi penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengonfirmasi hal ini dan untuk memastikan apakah terjadi kerusakan permanen pada minoritas pria."
Baca juga:
Australia Tidak Akan Lockdown Meski Kasus Covid-19 Melonjak karena Omicron
Varian Omicron Meningkat, Antrean Tes Covid-19 di Times Square Mengular
WHO: Jangan Simpulkan Omicron sebagai Varian yang Lebih Ringan
Menlu Positif Covid-19, Kanada Tutup Sejumlah Tempat Publik
Selandia Baru Kaitkan Kematian Pria 26 Tahun dengan Vaksin Pfizer