Penelitian Terbaru Ungkap Bahwa Konstipasi Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Konstipasi merupakan salah satu faktor yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Kita sudah sering mendengar faktor-faktor risiko penyakit jantung yang umum seperti merokok dan obesitas. Namun, sebuah penelitian terbaru telah mengungkapkan hubungan mengejutkan antara konstipasi dan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular utama, termasuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. Hubungan ini jarang disadari, namun penting untuk diperhatikan.
Dilansir dari Medical Daily, menurut Profesor Francine Marques dari School of Biological Sciences, Monash University, Melbourne, Australia, yang memimpin penelitian ini, "Penelitian kami menunjukkan bahwa konstipasi, masalah kesehatan yang umum namun sering diabaikan, mungkin menjadi kontributor signifikan terhadap penyakit kardiovaskular."
-
Mengapa kolesterol tinggi membahayakan jantung? Kolesterol tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah serius pada jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. Meskipun kolesterol memiliki fungsi penting dalam tubuh, seperti dalam pembentukan sel dan hormon, peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dapat membentuk plak di arteri.
-
Kenapa obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung? Lemak visceral ini dapat melepaskan zat kimia inflamasi yang merusak pembuluh darah dan jantung.
-
Bagaimana menahan kentut bisa sebabkan sakit jantung? Meskipun hubungan langsung antara menahan kentut dan sakit jantung masih belum banyak diteliti, ada beberapa spekulasi bahwa stres pada tubuh akibat menahan gas dapat memberikan dampak buruk pada jantung. Menurut American Journal of Gastroenterology, menahan kentut dapat memicu peningkatan tekanan darah dan detak jantung pada beberapa individu.
-
Bagaimana daging bisa meningkatkan risiko penyakit jantung? Terlalu banyak makan daging dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau gangguan pada jantung. Efek samping makan daging berlebihan berasal dari kadar lemak jenuh dan kolesterol. Kedua jenis lemak ini bisa membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah pun meningkat dan aliran darah menuju bagian tubuh tidak lancar, sehingga akan rentan mengalami stroke, serangan jantung, dan pembengkakan arteri atau aneurisma.
-
Bagaimana aktivitas fisik memengaruhi kesehatan jantung? Hasil penelitian menegaskan bahwa segala bentuk aktivitas, termasuk tidur, memberikan manfaat lebih besar untuk kesehatan jantung dibandingkan duduk diam.
-
Bagaimana kolesterol tinggi bisa menyebabkan serangan jantung? Plak kolesterol yang pecah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung, menyebabkan serangan jantung.
Faktor risiko tradisional seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan merokok sudah lama diakui sebagai pendorong utama penyakit jantung. Namun, faktor-faktor ini saja tidak sepenuhnya menjelaskan terjadinya kejadian kardiak utama. Studi ini mengungkapkan bahwa konstipasi dapat menjadi faktor risiko tambahan yang meningkatkan kekhawatiran.
Dalam penelitian berskala besar ini, para peneliti melibatkan 408.354 peserta, di mana terdapat 23.814 kasus konstipasi. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Physiology menunjukkan bahwa orang yang mengalami konstipasi menghadapi risiko lebih dari dua kali lipat untuk mengalami kejadian kardiak utama dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami konstipasi.
Para peneliti juga mencatat bahwa konstipasi meningkatkan risiko penyakit jantung pada individu dengan hipertensi, yang menempatkan mereka pada peningkatan risiko 34% untuk mengalami kejadian kardiak dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki hipertensi.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa konstipasi dapat memperburuk risiko kardiovaskular yang terkait dengan tekanan darah tinggi, sehingga semakin meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke," kata Profesor Marques.
Studi ini juga mengidentifikasi adanya keterkaitan genetik antara konstipasi dan penyakit kardiovaskular. "Korelasi genetik positif diidentifikasi antara konstipasi dan berbagai bentuk kejadian kardiovaskular utama (MACE), yang menunjukkan bahwa faktor genetik yang sama mungkin mendasari kedua kondisi tersebut. Penemuan ini membuka peluang baru untuk penelitian lebih lanjut tentang mekanisme yang menghubungkan kesehatan usus dan kesehatan jantung," ujar Dr. Leticia Camargo Tavares, salah satu penulis utama penelitian ini.
Mengacu pada temuan penelitian ini mengenai hubungan antara konstipasi dan masalah kardiovaskular, para peneliti menyarankan untuk lebih fokus pada kesehatan usus sebagai strategi pencegahan dan pengelolaan penyakit jantung. Mereka menekankan perlunya penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap hubungan kausal serta mekanisme patofisiologis yang mendasari hubungan ini.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana gangguan sederhana seperti konstipasi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung. Dengan memperhatikan kesehatan usus, kita tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup sehari-hari tetapi juga mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung yang mematikan.