Tanda Kanker Usus yang Tak Boleh Diabaikan, Segera Cari Perawatan
Kanker usus, meskipun sering kali tidak terlihat secara langsung, merupakan salah satu ancaman kesehatan yang dapat memengaruhi siapa pun.
Jangan abaikan jika Anda mengalami tanda-tanda ini. Segera periksakan untuk mendapatkan diagnosis yang pasti.
Tanda Kanker Usus yang Tak Boleh Diabaikan, Segera Cari Perawatan
Kesehatan usus memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Oleh karena itu, memahami bagaimana tubuh memberikan sinyal adanya masalah pada usus dapat menjadi langkah awal yang kritis dalam pencegahan dan deteksi dini kanker usus
merdeka.com
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus besar? Untuk mencegah kanker usus besar, ada beberapa langkah yang bisa diambil: Hati-hati dengan Obat NSAID: Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dapat membantu meredakan nyeri tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena bisa meningkatkan risiko kanker kolorektal jika digunakan secara berlebihan.
-
Apa itu Kanker Usus? Kanker usus, juga dikenal sebagai kanker kolorektal merupakan jenis tumor ganas yang menyerang usus besar atau rektum.
-
Bagaimana Cara Mencegah Kanker Usus? Pencegahan yang efektif melibatkan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan yang seimbang dengan serat tinggi, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
-
Kenapa usus besar berisiko kanker? Mikrobioma usus, yang terdiri dari berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur dalam sistem pencernaan, diyakini memiliki peran krusial dalam perkembangan dan progresi kanker kolorektal.
-
Makanan apa saja yang memicu kanker usus besar? Makanan pemicu kanker usus besar menunjukkan bahwa setiap makanan yang kita konsumsi, bisa berpengaruh bagi sistem pencernaan.
-
Kapan kanker usus besar meningkat? Data menunjukkan pada tahun 2019, 20 persen kasus kanker kolorektal terjadi pada individu berusia di bawah 55 tahun, meningkat dari 11 persen pada tahun 1995.
Kanker usus, meskipun sering kali tidak terlihat secara langsung, merupakan salah satu ancaman kesehatan yang dapat memengaruhi siapa pun tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
Kehadirannya seringkali sulit untuk dideteksi pada tahap awal, sehingga memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang tanda-tanda dan gejala yang mungkin muncul.
Artikel ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai tanda-tanda kanker usus yang tidak boleh diabaikan.
Tanda Kanker Usus
- Perubahan pola buang air besar (BAB). Ini bisa berupa diare, sembelit, atau perasaan BAB tidak tuntas yang terjadi secara terus-menerus. Perubahan ini bisa disebabkan oleh tumor yang menghalangi atau mengubah bentuk usus besar.
- Darah pada tinja atau BAB berdarah. Ini bisa menunjukkan adanya pendarahan di usus besar akibat tumor. Darah pada tinja bisa berwarna merah segar, merah kehitaman, atau hitam.
- Perubahan bentuk dan warna tinja. Tinja bisa menjadi lebih tipis, lebih lembek, atau lebih keras dari biasanya. Warna tinja juga bisa berubah menjadi gelap, kehijauan, atau keabu-abuan.
- Sakit perut, kembung, atau kram. Ini bisa disebabkan oleh tumor yang menekan atau meradang usus besar. Sakit perut bisa terasa di bagian bawah perut atau di seluruh perut.
- Kelelahan, lemas, atau anemia. Ini bisa disebabkan oleh kehilangan darah akibat pendarahan di usus besar. Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah rendah, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
- Berat badan turun drastis tanpa sebab jelas. Ini bisa disebabkan oleh tumor yang mengganggu penyerapan nutrisi di usus besar atau mengeluarkan zat yang merusak sel-sel tubuh. Penurunan berat badan bisa mencapai 10 persen atau lebih dari berat badan normal.
- Kulit dan area putih mata berwarna kekuningan. Ini bisa disebabkan oleh tumor yang menyebar ke hati dan menyebabkan penyumbatan saluran empedu. Kondisi ini disebut sebagai ikterus atau sakit kuning.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda kanker usus di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Penyebab Kanker Usus
Penyebab kanker usus, baik kanker usus halus maupun kanker usus besar, belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus, antara lain:
- Usia. Kanker usus lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
- Riwayat polip atau kanker usus dalam keluarga. Polip adalah benjolan jinak yang bisa berkembang menjadi kanker jika tidak diangkat. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus juga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit yang sama.
- Obesitas. Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas cenderung memiliki kadar insulin dan IGF-1 yang tinggi dalam darah. Zat-zat ini bisa merangsang pertumbuhan sel kanker di usus.
- Kebiasaan merokok. Rokok mengandung zat karsinogenik yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker di berbagai organ tubuh, termasuk usus.
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Minuman beralkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.
- Pola makan kurang serat. Serat bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin. Orang yang jarang makan serat cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker usus.
- Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak. Daging merah dan lemak mengandung zat karsinogenik yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker.
- Jarang berolahraga. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus.
- Terapi radiasi di bagian perut. Radiasi bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker di usus atau organ lain yang terpapar.
- Menderita penyakit radang usus. Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn, bisa menyebabkan peradangan kronis di usus yang bisa meningkatkan risiko kanker usus.
- Menderita kelainan genetik. Ada beberapa sindrom genetik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus, seperti familial adenomatous polyposis (FAP) atau sindrom Lynch.
Cara Mencegah Kanker Usus
Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus:
- Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.
- Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker.
- Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.
- Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus.
- Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.
Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
Skrining kanker usus disarankan bagi orang yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki faktor risiko lain, seperti riwayat keluarga, penyakit radang usus, atau sindrom genetik.
- Hati-hati saat menggunakan obat NSAID. Obat NSAID, seperti aspirin, bisa digunakan untuk mengurangi peradangan dan nyeri, tetapi juga bisa menyebabkan perdarahan dan bisul di usus.
Jika Anda memiliki faktor risiko kanker usus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat NSAID.