Pengampunan dari Donald Trump yang tak dibutuhkan Muhammad Ali
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku sedang mempertimbangkan untuk memberi pengampunan pada petinju legendaris Muhammad Ali. Trump sebelumnya telah memenuhi permintaan Kim Kardashian untuk mengampuni Alice Marie Johson. Wanita 63 tahun itu divonis pidana seumur hidup dalam kasus narkoba.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku sedang mempertimbangkan untuk memberi pengampunan pada petinju legendaris Muhammad Ali. Trump sebelumnya telah memenuhi permintaan Kim Kardashian untuk mengampuni Alice Marie Johson. Wanita 63 tahun itu divonis pidana seumur hidup dalam kasus narkoba.
Hal tersebut disampaikan sang miliarder nyentrik di Gedung Putih sebelum bertolak menuju Quebec, Kanada untuk menghadiri KTT G7.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Siapa pelaku yang menembak Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
Donald Trump mengatakan, nama Muhammad Ali termasuk dalam daftar 3.000 orang yang sedang dipertimbangkannya untuk diberi pengampunan. Alasannya, "karena mereka telah diperlakukan dengan tidak adil," kata Trump seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (9/6).
"Saya memikirkan Muhammad Ali. Saya memikirkan soal itu dengan sangat serius, juga hal-hal lainnya," kata Trump.
Muhammad Ali dinyatakan terbukti bersalah pada 1967, saat petinju bernama asli Cassius Clay itu menolak ikut wajib militer dalam Perang Vietnam. Kala itu, Ali mendasarkan penolakannya pada keyakinan agama, dan penentangannya pada keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Ali kemudian ditangkap dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan federal tahun 1967 karena melanggar peraturan wajib militer.
Gelar-gelar kejuaraan tinjunya dicabut dan ia diwajibkan membayar denda 10 ribu dolar. Ali juga divonis hukuman penjara lima tahun, tapi tidak ditahan sambil menunggu hasil permohonan bandingnya.
Selama empat tahun berikutnya ia tidak bisa ikut bertanding dalam dunia tinju, dan Ali menjadi aktivis sosial, berbicara menentang perang Vietnam dan mendukung persamaan hak.
Tahun 1971 Mahkamah Agung AS membatalkan putusan pengadilan dan menerima argumen Ali bahwa ia harus dibebaskan dari wajib militer atas alasan keagamaan.
Pada tahun 1977, pada hari pertamanya sebagai presiden, Jimmy Carter mengeluarkan perintah pengampunan umum bagi ratusan ribu warga Amerika yang tidak mau ikut perang.
Seandainya Mahkamah Agung tidak membatalkan hukuman Ali tahun 1971 itu, kata para pakar, Muhammad Ali pastilah akan termasuk di antara orang-orang yang diampuni oleh Presiden Carter.
Tak ayal, pihak kuasa hukum Muhammad Ali pun langsung bersuara. "Kami menghargai sentimen Presiden Trump, namun pengampunan tersebut sama sekali tak diperlukan," kata pengacara Ron Tweel dalam pernyataannya.
Putusan Mahkamah Agung pada 1971 menjadi dasar penolakan pihak Muhammad Ali. "Tak ada dasar yang menyakinkan mengapa pengampunan diperlukan," kata pengacara, mengomentari Donald Trump.
Muhammad Ali adalah penentang utama Perang Vietnam. Menurut dia, terjun ke pertempuran yang ia yakini bertentangan dengan Islam, rakyat AS, juga dirinya sendiri.
Komentar Trump soal Muhammad Ali dilakukan setelah ia mengampuni komentator politik konservatif Dinesh D'Souza dan Alice Johnson -- atas lobi Kim Kardashian West.
Donald Trump juga mengampuni Martha Stewart dan mantan gubernur Illinois Rod Blagojevich.
Suami Melania Trump tersebut baru-baru ini juga menyebut, ia punya 'hak mutlak' untuk mengampuni dirinya sendiri terkait penyelidikan campur tangan Rusia dalam Pemilu AS 2016 -- meski dia selalu berdalih tak melakukan kesalahan apapun.
Kembali ke Muhammad Ali, Donald Trump berkali-kali menyatakan kekagumannya terhadap tokoh legendaris tersebut.
Ia mengunggah foto pertemuannya dengan Ali di Instagram. Donald Trump juga menyampaikan ucapan duka saat sang petinju meninggal dunia.
Sementara, Muhammad Ali terang-terangan menentang rencana Trump, saat itu masih jadi capres AS, yang akan melarang muslim masuk AS.
"Saya seorang muslim. Adalah bukan tindakan yang Islami membunuh orang-orang tak berdosa di Paris, San Bernardino, atau siapa pun di dunia," kata Ali seperti dikutip dari ABC News, Kamis 10 Desember 2015.
"Saya yakin, para pemimpin politik seharusnya menggunakan posisi mereka untuk mendorong pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukan para pembunuh (teroris) itu telah menyesatkan persepsi tentang Islam. Bukannya mengeluarkan pernyataan menyinggung SARA seperti yang dilontarkan Trump," katanya.
Reporter: Elin Yunita Kristanti
sumber: Liputan6.com
(mdk/did)