Pengikut aliran spiritual di India bekukan mayat sang guru
Para pengikut Ashutosh Maharaj yakin sang guru akan kembali hidup untuk memimpin mereka.
Pengikut seorang guru spiritual di India sudah meninggal, Ashutosh Maharaj, mengatakan kepada BBC mereka menempatkan jenazah sang guru dalam sebuah lemari pendingin untuk mempertahankan tubuhnya karena diyakini dia akan kembali hidup untuk memimpin mereka.
Ashutosh Maharaj dinyatakan meninggal oleh pihak berwenang di Negara Bagian Punjab, sebelah barat laut India, pada 29 Januari lalu, setelah diduga mengalami serangan jantung, seperti dilansir situs bbc.co.uk, Kamis (13/3).
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang ditemukan di kuburan massal di India? Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples.
-
Siapa yang menjadi sorotan karena menari ala India? Nursyah, ibu dari Indah Permatasari, telah berhasil memikat perhatian netizen dengan aksinya menari ala India yang menjadi viral di media sosial.
-
Siapa saja yang menanam mangga di India? Para petani di India biasanya menanam mangga pada awal musim hujan, agar pohonnya bisa tumbuh indah dan kokoh.
-
Bagaimana Lempeng India terbelah menjadi dua? Delaminasi berarti bagian lempeng yang lebih tinggi akan menjelaskan ketinggian Tibet yang sangat tinggi, sedangkan bagian yang lebih rendah akan turun menjadi mantel bumi.
-
Siapa yang memimpin pengumpulan beras untuk India? Bupati Banyuwangi saat itu,R. Oesman Soemodinoto, menjadi ketua komite yang mengurus pengumpulan beras dan proses pemberangkatan kapal ke India.
Namun, yakin Maharaj sedang berada dalam kondisi meditasi yang mendalam, para pengikutnya kemudian membekukan mayatnya.
Maharaj memimpin organisasi Divya Jyoti Jagrati Sansthan (Misi Kebangkitan Cahaya Ilahi) yang mengklaim mempunyai pengikut lebih dari 30 juta orang.
"Dia bukan meninggal. Ilmu kedokteran tidak memahami hal-hal seperti ilmu yoga. Kami akan menunggu dan melihat. Kami sangat yakin dia (Maharaj) akan datang kembali," kata juru bicaranya, Swami Vishalanand, kepada BBC.
Vishalanand mengatakan meskipun para dokter telah menyatakan Maharaj 'secara klinis meninggal', tapi dia menjelaskan sang guru masih hidup dan sedang dalam keadaan semedi, yang merupakan tingkat tertinggi dalam meditasi.
Maharaj diyakini sudah berumur sekitar 70-an tahun.
"Maharaj sering mengisyaratkan bahwa dirinya tidak akan bersama-sama dengan kami untuk waktu yang lama, dan kami harus mengelola organisasi saat dia tidak ada," ujar Swami Vishalanand.
Dia menjelaskan setelah dokter menyatakan dia meninggal, para pengikutnya kemudian menjaga tubuh Maharaj selama seminggu di pusat Kota Jullundur, Punjab.
"Jenazahnya tidak membusuk sebelum kita memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Ini adalah pengalaman spiritual. Kami berpikir untuk membalsem tubuhnya, tapi seseorang mengatakan kepada kami kemungkinan proses kebangkitannya akan terganggu jika kita melakukan itu," jelas Vishalanand.
"Dia (Maharaj) telah meyakinkan kepada kita dia akan datang kembali," kata pengikut lainnya, Lakhwinder Singh, kepada koran the Indian Express.
Keputusan untuk menempatkan tubuh Maharaj dalam lemari pendingin mendapat tantangan oleh seorang pria di pengadilan, yang mengaku sebagai seorang mantan sopirnya. Dia menyatakan para pengikut Maharaj tidak merelakan jenazah sang guru karena mereka ingin membagi-bagikan kepemilikan sang guru.
"Pengadilan menolak permintaan dia setelah pemerintah Punjab mengatakan Maharaj sudah meninggal secara klinis dan karena itu pengikut-pengikutnya berhak melakukan apapun untuk memutuskan apa yang mereka ingin lakukan dengan mayat sang guru," ujar pejabat hukum Punjab, Reeta Kohli, kepada kantor berita AFP.
Pejabat polisi senior, Gurinder Singh Dhillon, mengatakan polisi sekarang 'tidak bisa ikut campur' bahwa pengadilan telah membuat putusan itu.
Situs dari Divya Jyoti Jagrati Sansthan mengatakan organisasi itu didirikan pada 1983 dan bertujuan untuk mencapai perdamaian dunia. Mereka mengklaim memiliki 350 cabang di 15 negara.
Pada 1993, para pengikut dari seorang guru spiritual berbasis di Calcuta, Balak Brahmachari, menolak untuk mengkremasi tubuh gurunya selama hampir dua bulan, dan bersikeras Balak akan pulih dari kondisi meditasi.
Akhirnya, sekitar 450 polisi memasuki pusat keagamaannya di pinggiran kota dan membawa mayatnya sudah membusuk untuk dikremasi dalam menghadapi protes keras dari para pengikutnya.
(mdk/fas)