Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal
Momen para petani dari pedalaman Jawa iuran menyumbang beras untuk India.
Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar
Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal
Pernah ada momen di mana rakyat Indonesia dengan suka rela iuran beras untuk India. Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar menuju titik kumpul.
Tindakan Kolonialis
Gerakan iuran beras yang dikenal dengan sebutan Diplomasi Beras terjadi saat Indonesia masih dalam bayang-bayang kolonial Belanda.
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan
Sumatera yang dilaksanakan pada tahun 1946-1947. Belanda ingin menguasai daerah-daerah perkebunan yang kaya dan memiliki sumber daya alam, terutama minyak
dan perkebunan.
-
Kapan bantuan beras diberikan? Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI pada Selasa (19/3), Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp16 triliun untuk bantuan beras selama 6 bulan hingga Juni 2024.
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Siapa yang menyalurkan bantuan beras di Jateng? Secara simbolis, bantuan tersebut diserahkan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana kepada sejumlah warga di Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada Senin, 15 15 Januari 2024.
-
Dimana bantuan beras Jateng disalurkan? Secara simbolis, bantuan tersebut diserahkan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana kepada sejumlah warga di Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada Senin, 15 15 Januari 2024.
-
Bagaimana caranya agar beras sampai ke masyarakat? 'Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat,' jelas Jokowi.
-
Kapan bantuan beras Jateng disalurkan? Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024. Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
Agar upaya jahatnya tidak terendus dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer sebagai Aksi Polisionil dan menyatakan
tindakan tersebut sebagai urusan dalam negeri Belanda. Pasalnya, saat itu Belanda menganggap Indonesia adalah wilayah kekuasaan mereka.
Pada saat itu jumlah tentara Belanda mencapai lebih dari 100.000 personel yang dilengkapi dengan persenjataan modern.
Serangan tentara Belanda difokuskan di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jawa Timur, mereka menyasar wilayah dengan perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula, khususnya di Javas Oosthoek yang merupakan bekas wilayah Kerajaan Balambangan, membentang dari Lumajang hingga Banyuwangi.
Serangan di Jawa Timur
Di ujung timur Pulau Jawa, pada suatu hari menjelang matahari terbit, sejumlah kapal perang Belanda siap siaga di Selat Bali.
Para tentara memuntahkan tembakan artileri dan senjata berat lainnya ke arah pos-pos Pasukan-M (pihak pribumi) terutama di Pantai Sukowidi dan pos pasukan lainnya di sepanjang pantai.
Serangan yang dilakukan selama beberapa jam menjadi penanda dimulainya Agresi Militer I Belanda.
mendarat di sekitar Sukowidi. Kegagalan tersebut tak membuat mereka menyerah begitu saja.
Para tentara Belanda akhirnya mendarat di Ketapang dan Watudodol (utara Banyuwangi) pada tanggal 21 Juli 1946. Dari sana mereka menuju ke kawasan Banyuwangi dengan menggelar konvoi tank-tank besar dan kendaraan lapis baja lainnya, seperti dikutip dari unggahan Instagram @historybanyuwangi.
Teror di Pelabuhan
Belanda membombardir pelabuhan Banyuwangi dari laut dan udara selama tiga hari berturut-turut. Pelabuhan itu menjadi sasaran amuk Belanda karena menjadi tempat penyimpanan beras ke India yang saat itu dilanda bencana kelaparan. Pelabuhan Banyuwangi juga menjadi titik keberangkatan kapal pengangkut beras dari Indonesia ke India.
Sebelumnya pada April 1946, Perdana Menteri Sutan Sjahrir, sebagai upaya diplomatik meraih dukungan menawarkan dunia internasional terkait bantuan beras kepada India sebanyak 500.000 ton. Bantuan itu disambut baik India.Diplomasi beras Sjahrir
ini penting bagi Republik
Indonesia yang usianya belum genap setahun dan lautnya
tengah diblokade kolonialis Belanda.
Peran Banyuwangi
Bupati Banyuwangi saat itu,
R. Oesman Soemodinoto, menjadi ketua komite yang mengurus pengumpulan beras dan proses pemberangkatan kapal ke India.
ke India karena tidak ingin Pemerintah India mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
Pada 2 Juli 1946, koran Kedaulatan Rakjat yang terbit di Yogyakarta memberitakan bahwa di Banyuwangi sudah terkumpul sekitar 20.000 ton
beras untuk India. Beras ini hasil pengumpulan di bawah komando Banyuwangi dan Besuki.
Transportasi beras dari sawah-sawah di pedalaman Jawa menuju pelabuhan Banyuwangi bak sebuah parade. Beras diangkut dengan mobil bak terbuka, cikar dan kereta
api. Ratusan orang berpartisipasi membawa beras-beras ini. Pergerakan manusia dan barang
dalam skala cukup besar menarik
perhatian Belanda.
Pengakuan Kedaulatan
Meski melalui berbagai rintangan, sumbangan beras Indonesia tiba juga di India. Berkat bantuan tersebut, India menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Pengakuan atas kemerdekaan dan disampaikan secara resmi pada 2 September 1946, oleh Perdana Menteri India saat itu, Jawaharlal Nehru.