Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera
Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera
Sejarah jurnalisme dan pemberitaan di Indonesia mulai berkembang pada November 1913. Berdirinya kantor berita Indonesia tak lepas dari sosok RM Soewandi Soerjaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.
Kantor berita Indonesia pertama itu bernama Indonesische Persbureau atau disingkat dengan IP. Uniknya, kantor IP sendiri bukanlah di Hindia Belanda, melainkan di Den Haag, Belanda.
-
Siapa pendiri Kantor Berita di Hindia Belanda? D.W. Berretty dikenal sebagai seorang reporter sekaligus pendiri kantor berita di Hindia Belanda.
-
Siapa Raja Pers Indonesia? Berkat kontribusinya di dunia pers, nama Dja Endar Moeda selalu dikenang dan menjadi sosok penting dalam profesi jurnalistik Indonesia.
-
Apa nama surat kabar pertama di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama 'Mataram Courant' dan satunya lagi bernama 'Bintang Mataram'.
-
Siapa wartawan perempuan pertama di Indonesia? Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.
-
Apa saja surat kabar yang pernah beredar di Bandung? Berbagai koran terbit di Kota Kembang, seperti AID de Preanger Bode yang jadi salah satu koran tertua, ada juga Harian Banten, Harian Karja, Indonesia Express, hingga Pikiran Rakjat yang melegenda.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro menerima gelar "Perintis Press Indonesia"? Pada 1974 Adinegoro dianugerahi gelar Perintis Press Indonesia.
Berdirinya kantor IP ini bertepatan ketika Ki Hajar Dewantara tengah diasingkan di Belanda bersama dua orang tokoh pergerakan lainnya yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo.
Melansir dari esi.kemdikbud.go.id, kantor IP ini bisa berdiri berkat dana pinjaman dari H. Van Kol, orang Belanda yang sempat bekerja di Departemen Pekerjaan Umum di Jawa.
Penasaran dengan perjalanan berdirinya Indonesische Persbureau? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Penyalur Informasi
Berdirinya kantor berita Indonesia ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan terkait kondisi di wilayah kolonial Hindia Belanda kepada masyarakat Belanda.
Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda. Tak hanya itu, kantor ini juga menerbitkan sebuah buletin yang berisi monografi atau karya campuran terkait kondisi politik, ilmu pengetahuan, dan seni.
Kantor IP juga merangkul dan bekerja sama dengan pakar dan berbagai organisasi yang ada di Indonesia. Bahkan IP sempat mengadakan pertemuan publik dan menyelenggarakan malam kesenian.
Monografi Hindia Belanda
ndonesisch Persbureau juga menerbitkan Monografi Hindia atau disebut dengan Indische Monografieën. Monografi selalu terbit setiap bulan dengan jumlah 16 sampai 48 halaman.
Setiap goresan tulisan monograf yang diterbitkan IP ini murni karya-karya dari orang Indonesia maupun Tionghoa dengan mencantumkan pendapat dari ahli Belanda dalam bentuk esai atau wawancara.
Alat Propaganda
Setelah empat tahun berdiri, kantor IP akhirnya didirikan di Indonesia dengan nama Aneta pada tahun 1917 oleh wartawan Belanda bernama Dominique W. Berretty.
Seiring berjalannya waktu, potensi pers di Indonesia semakin besar dan meluas. Hal ini dimanfaatkan oleh Soewardi untuk menggencarkan propaganda melalui tulisan.
Ide-ide propaganda tersebut masih berkaitan dengan kebebasan dan kemerdekaan rakyat Indonesia. Lebih dari itu, IP juga sempat mengadakan debat bersama mahasiswa Indonesia atau Indische Vereeniging dengan pihak Belanda.
Melalui pers inilah, ide-ide perjuangan dan perlawanan Belanda melalui tulisan mulai terbentuk. Kehadiran IP ini juga mengubah pola pikir setiap manusia Indonesia dan menggelorakan semangat juang melawan penjajah.