Pertaruhan Pangeran Salman untuk masa depan Saudi
Pertaruhan Pangeran Salman untuk masa depan Saudi. Cepatnya arus perubahan di Saudi ini, termasuk sorotan media Barat, menimbulkan pertanyaan penting: Bisakah perubahan ini bertahan di Saudi?
Hari-hari ini adalah masa yang cukup berat bagi Arab Saudi. Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) kini tengah melakukan berbagai gerakan perubahan, termasuk liberalisasi di sejumlah sektor kehidupan, seperti mengizinkan perempuan menyetir, membuka kembali bioskop, memburu para pangeran atas tuduhan korupsi.
Cepatnya arus perubahan di Saudi ini, termasuk sorotan media Barat, menimbulkan pertanyaan penting: Bisakah perubahan ini bertahan di Saudi?
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
"Menurut saya cara ini tidak akan bertahan," kata Hala Aldosari, pengamat dari Institut Radcliffe Harvard, seperti dilansir laman the Atlantic, Rabu (27/6). "Dia (MBS) lebih mendapat pengakuan dari luar ketimbang dari dalam. Dia tidak mendapat dukungan rakyat."
Karen Young, pengamat senior dari Institut Negara Arab Teluk punya pendapat senada dengan Aldosari.
"Yang saya dengar dari orang Saudi, selama 1,5 tahun ini menjadi masa-masa yang rawan. Ada harapan besar bahwa segalanya akan sesuai rencana, tapi masa ini jadi saat-saat genting," kata Young.
Pangeran berusia 32 tahun itu cukup baik dalam menggalang dukungan sekutu asing buat Saudi seperti Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, namun menurut para pengamat, posisi dia di internal Saudi masih belum kokoh. Selain pertentangan dengan kelompok ulama konservatif, ada risiko juga perlawanan dari internal keluarga kerajaan.
Bahaya terbesar bisa jadi adalah masalah ekonomi. Saudi dalam beberapa tahun terakhir tertekan ekonominya karena harga minyak dunia yang jatuh ke titik terendah dan generasi muda yang sulit mendapat lapangan kerja. Jika MBS gagal mengatasi masalah ekonomi ini maka kursi kekuasaannya bisa goyah.
Mengizinkan wanita menyetir, yang berlaku mulai pekan ini, juga karena pertimbangan ekonomi, kata Young.
"Alasan paling masuk akal dari mengizinkan perempuan menyetir adalah untuk menciptakan keluarga dengan dua sumber penghasilan."
Baca juga:
Pangeran Salman diam-diam bertemu Netanyahu di Yordania
Arab Saudi dan Israel, dari musuh jadi teman
Luapan kebahagiaan perempuan Saudi di balik kemudi mobil
3 Dampak setelah Arab Saudi bebaskan wanita mengendarai mobil
Pertempuran 6 hari, porak-porandakan kota pelabuhan di Yaman
Badai pasir, 3 jemaah umrah asal Jakarta tewas kecelakaan di Madinah