Pesan singkat penumpang berumur pendek
"Kami menerima berita tragedi. Itu sudah takdir," tutur Selamat Omar.
"Malaysia Airlines benar-benar menyesal, kami harus mengasumsikan tanpa ragu MH370 telah hilang dan tidak ada yang selamat."
Pesan pendek ini diterima oleh keluarga 239 penumpang dan kru pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 kemarin malam, beberapa menit sebelum Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menggelar jumpa pers, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (25/3). Pesawat tujuan Beijing (China) ini dilaporkan hilang pada dini hari, 8 Maret lalu, setelah lepas landas dari Kuala Lumpur.
Najib, bersetelan jas warna hitam, menjelaskan berdasarkan data diterima satelit Inmarsat, pesawat nahas itu terbang ke arah terpencil, jauh dari lokasi buat mendarat darurat. "Dengan kesedihan dan penyesalan sangat mendalam, saya harus memberitahukan kepada Anda, menurut data baru ini, MH370 jauh di selatan Samudera Hindia," katanya. Burung besi malang ini berakhir di lokasi sejauh 2.500 kilometer sebelah barat daya Kota Perth, Australia.
Sontak, keluarga korban syok. Ada yang menangis histeris dan bahkan sampai pingsan. Di sebuah hotel dekat bandar udara di Ibu Kota Beijing, China, 50 keluarga korban berkumpul buat mendengarkan pengumuman bakal disampaikan Najib.
Selepas itu, mereka keluar dengan hati terkoyak. Seorang perempuan jatuh bersimpuh di atas kedua lututnya. "Putraku, putraku!" ujarnya seraya menangis.
Kebanyakan menolak diwawancarai wartawan. beberapa di antara mereka ada yang marah dan mendesak agar tidak merekam. Petugas keamanan bahkan sampai mencegah seorang lelaki karena telah menendang seorang juru kamera televisi sambil berteriak, "Jangan rekam. Saya akan pukuli kamu sampai mati!"
"Kami menerima berita tragedi. Itu sudah takdir," tutur Selamat Omar, ayah dari Mohamad Khairul Amri Selamat, teknisi penerbangan berusia 29 tahun.
Selamat sadar putranya cuma dikasih jatah umur pendek.