Prancis Beri Sanksi Kepada 18 Orang Saudi Terlibat Pembunuhan Khashoggi
Kementerian Luar Negeri Prancis yang mengeluarkan pengumuman itu tidak menyebut nama ke-18 pejabat tersebut.
Prancis kemarin mengumumkan sanksi kepada para pelaku pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Yakni 18 pejabat dari Arab Saudi.
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (23/11), Prancis mengatakan sanksi terhadap ke-18 pejabat termasuk larangan perjalanan. Selain itu juga masih bisa ditambah, tergantung kepada hasil penyelidikan atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Bagaimana pemerintah Arab Saudi menghadapi pemberontakan di Masjidil Haram? Pemerintah Arab Saudi, yang dipimpin oleh Raja Khalid bin Abdulaziz Al Saud, merespons dengan memobilisasi pasukan keamanan untuk mengatasi pemberontakan.
-
Kapan Maarten Paes tiba di Arab Saudi? Terbaru, Maarten Paes terbang dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan pemain lainnya dalam rangka persiapan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.
-
Kenapa Maarten Paes pergi ke Arab Saudi? Terbaru, Maarten Paes terbang dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan pemain lainnya dalam rangka persiapan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
Kementerian Luar Negeri Prancis yang mengeluarkan pengumuman itu tidak menyebut nama ke-18 pejabat tersebut. Namun dalam pernyataannya Prancis mengatakan langkah itu diambil setelah berkoordinasi dengan mitra-mitra di Eropa terutama Jerman.
Sebelumnya pada Senin lalu Berlin juga menjatuhkan sanksi terhadap 18 warga Saudi dan menghentikan penjualan senjata kepada Saudi. Sanksi itu mencakup larangan perjalanan bagi ke-18 pejabat itu ke semua negara anggota Uni Eropa di bawah zona Schengen.
"Pembunuhan Jamal Khashoggi merupakan kejahatan luar biasa keji, berlawanan dengan kebebasan pers dan hak yang paling hakiki. Perancis mengharapkan tanggapan yang transparan, rinci dan lengkap dari pihak Arab Saudi. Ini adalah langkah sementara dan dapat ditinjau-ulang atau diperpanjang bergantung pada kemajuan penyelidikan," tegas Berlin dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Turki tengah mengupayakan agar PBB membuka penyelidikan atas kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, jika investigasi gabungan Ankara-Riyadh mengalami kebuntuan, kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
Namun, di samping alasan itu, permintaan Cavusoglu agar PBB membuka penyelidikan juga dipicu oleh ketidakpuasannya terhadap komitmen Saudi dalam menyelidiki kematian kolumnis The Washington Post tersebut. Cavusoglu menilai, Saudi tak bersikap kooperatif dengan Turki dalam melakukan penyelidikan.
Berbicara kepada wartawan di Washington DC pada 20 November 2018, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki telah berbagi informasi terbaru tentang pembunuhan Khashoggi dengan Amerika Serikat.
Dia menegaskan kembali sikap Ankara yang mempertanyakan siapa yang memberi perintah untuk membunuh wartawan senior itu.
"Sampai saat ini, kami telah menerima tawaran Arab Saudi untuk bekerjasama dengan kami tanpa ragu. Namun, sampai saat ini, kami tidak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan yang baru saya daftarkan (terkait pemberi perintah pembunuhan Khashoggi). Maka, bisa dikatakan bahwa kerja sama ini tidak pada tingkat yang kami inginkan," kata Cavusoglu seperti dikutip dari SBS Australia, Rabu 21 November 2018.
"Jika itu mengalami kebuntuan atau penyelidikan berjalan tanpa adanya kerja sama penuh, maka kita (Turki) dapat mengajukan permohonan agar PBB membuka penyelidikan," kata Cavusoglu yang menambahkan bahwa ia telah membicarakan prospek tersebut dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Cavusoglu juga mengatakan bahwa dia dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan Khashoggi --yang mana rekaman itu telah disebarkan kepada pejabat tinggi negara Barat, termasuk AS.
"(Rekaman) itu sangat menjijikkan. Jika Anda mendengarkannya, Anda dapat memahami bahwa itu adalah pembunuhan terencana," katanya, seraya menambahkan bahwa terserah pada pengadilan Turki untuk memutuskan apakah akan mempublikasikan rekaman itu.
Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post yang tinggal di AS, merupakan seorang pengkritik pemerintah Saudi -- yang dipimpin secara de facto oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Khashoggi terbunuh pada 2 Oktober 2018 di konsulat Saudi di Istanbul.
Tanggapan Baru dari Riyadh
Setelah menawarkan banyak penjelasan yang kontradiktif, Riyadh mengatakan pekan lalu bahwa Khashoggi memang dibunuh dan jasadnya dimutilasi sebagai dampak dari "operasi penggerebekan yang berjalan keliru". Jaksa penuntut umum Saudi mengatakan akan memberikan hukuman mati kepada lima dari total belasan tersangka yang dikatakannya terlibat dalam kasus tersebut.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa figur "tingkat tertinggi" dari pemerintah Saudi memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Tetapi, ia belum secara langsung menuduh Pangeran Salman.
Sementara itu, Badan Intelijen AS (CIA) dengan yakin menuduh Pangeran Salman sebagai pemberi otorisasi atas operasi tersebut, menurut pemberitaan The Washington Post. Akan tetapi, Arab Saudi dengan tegas membantahnya dan mengatakan bahwa Pangeran Salman tidak mengetahui operasi itu.
Di sisi lain, terlepas dari meluasnya kritik terhadap Saudi dan Pangeran Salman, Presiden AS Donald Trump bersumpah untuk tetap menjadi "mitra setia" Arab Saudi, meski ia sendiri juga telah mengatakan bahwa sang putra mahkota Saudi mungkin mengetahui tentang rencana pembunuhan Jamal Khashoggi.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tawarkan Suaka ke Pangeran Muhammad, Pemimpin Partai Tunisia Picu Kontroversi
CIA Disebut Punya Rekaman Pangeran bin Salman Perintahkan Khashoggi Dibungkam
Menlu Saudi Minta Publik Tidak Banyak Mengkritik Pangeran Muhammad Soal Khashoggi
Denmark Tunda Ekspor Senjata dan Perlatan Militer ke Saudi Karena Kasus Khashoggi
Ciutnya Amerika di Hadapan Saudi Dalam Kasus Pembunuhan Khashoggi
Dampak Kasus Khashoggi, Anggota Kerajaan Saudi Tolak Pangeran bin Salman Jadi Raja