Presiden Duterte Tantang Mahkamah Kriminal Internasional Tangkap dan Gantung Dirinya
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menantang Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) pada Jumat (20/12), untuk menangkap atau menggantungnya atas tuduhan pembunuhan di luar hukum dalam perang terhadap narkoba.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menantang Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) pada Jumat (20/12), untuk menangkap atau menggantungnya atas tuduhan pembunuhan di luar hukum dalam perang terhadap narkoba. Namun Duterte juga mengatakan menolak bekerja sama dengan pihak asing jika diadili.
ICC yang bermarkas di Den Haag belum memutuskan apakah akan menyelidiki Duterte atas tewasnya ribuan orang dalam perang narkoba. Para aktivis menuding Duterte melakukan kejahatan kemanusiaan karena menembak mati orang tanpa proses hukum.
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Kenapa pelatih Filipina mengeluh tentang wasit Yudi Nurcahya? Ia merasa Filipina berpotensi meraih kemenangan jika wasit Yudi Nurcahya memberikan penalti kepada mereka.
-
Bagaimana Filipina menjadi negara merdeka? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika. Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Di mana elang Filipina yang terlihat di video ini mendiami? Dikenal dengan sebutan 'elang pemakan monyet' di wilayahnya, burung ini memiliki reputasi yang legendaris di dalam hutan hujan yang lembab di kepulauan Filipina.
-
Kapan Alice Guo meninggalkan Filipina? Diawali pada 18 Juli 2024 meninggalkan Filipina, lalu menuju Malaysia, kemudian ke Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.
-
Bagaimana cara elang Filipina berburu monyet? Untuk berhasil mengejar monyet, dibutuhkan kerja sama antara sepasang elang Filipina. Salah satu elang akan mengalihkan perhatian kera sementara elang yang lain akan menyergap dari atas dan menangkap kera tersebut.
"Kalian tidak membuat saya takut bahwa kalian akan memenjarakan saya di ICC. Saya tidak akan pernah mengizinkan diri saya menjawab orang-orang kulit putih ini," kata Duterte dalam pidatonya di hadapan para kadet militer dan pasukan cadangan, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (21/12).
"Saya tidak akan pernah, tak akan pernah, tak akan pernah menjawab satu pun pertanyaan dari kalian. Itu omong kosong bagi saya. Saya hanya bertanggung jawab terhadap rakyat Filipina. Rakyat Filipina yang akan mengadili. Dan jika kalian menggantung saya atas apa yang saya lakukan, silakan. Dengan senang hati," tambahnya.
Duterte juga mengecam PBB setelah badan HAM lembaga dunia itu menyetujui resolusi pada Juli lalu untuk menyelidiki dugaan pelanggaran di Filipina.
Mantan wali kota itu berulang kali mengejek ICC dan mengancam akan menampar atau menangkap jaksa penuntutnya, yang pada Februari 2018 mengumumkan tengah dilakukan pemeriksaan pendahuluan terkait perang narkoba.
Duterte menanggapinya dengan secara sepihak membatalkan keanggotaan negaranya di ICC sebulan kemudian, tanpa persetujuan legislatif. Amnesty International menyebut langkahnya "salah arah" dan "pengecut".
Jaksa ICC mengatakan yurisdiksi berlaku untuk kejahatan yang dilakukan ketika suatu negara adalah anggota ICC.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan tindakan perang anti-narkoba Duterte telah menyebabkan pembunuhan sistematis. Polisi mengatakan hampir 7.000 orang yang mereka bunuh adalah tersangka narkoba melawan saat ditangkap.
(mdk/pan)