'Profesor Halal' dari Indonesia raih penghargaan dari Raja Salman
'Profesor Halal' dari Indonesia raih penghargaan dari Raja Salman. Ilmuwan Indonesia Profesor Irwandi Jaswir menyabet penghargaan bergengsi di Arab Saudi dan dunia Islam, yakni King Faisal International Prize 2018. Irwandi memenangi kategori penghargaan Jasa kepada Islam (Service to Islam).
Ilmuwan Indonesia Profesor Irwandi Jaswir menyabet penghargaan bergengsi di Arab Saudi dan dunia Islam, yakni King Faisal International Prize 2018.
Irwandi memenangi kategori penghargaan Jasa kepada Islam (Service to Islam).
-
Apa yang diraih Timnas Indonesia di markas Arab Saudi? Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, merasa sangat senang. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan Skuad Garuda meraih poin di markas Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Apa jenis prasasti kuno yang ditemukan di Arab Saudi? Prasasti ini memiliki arti penting untuk mempelajari evolusi bentuk huruf Arab sepanjang sejarah.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
Kemenangan Irwandi disampaikan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam acara megah yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, pada Senin malam kemarin.
Profesor Irwandi (48), kelahiran Medan, dikenal dengan julukan "Profesor Halal". Julukan itu ia peroleh atas kontribusinya yang besar dalam pengembangan Halal Science.
Kontribusinya mempermudah umat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya, seperti obat dan kosmetik.
"Sebuah kebanggaan luar biasa, ada anak bangsa yang berhasil menggondol penghargaan bergengsi tersebut. Ini adalah adalah penghargaan nyata dunia internasional untuk para intelektual Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel yang hadir sebagai undangan VVIP dari Yayasan King Faisal, seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Liputan6.com (28/3).
"Bangga juga ketika malam pagelaran supermewah tersebut, saya melihat bendera Merah Putih berjejer di antara enam bendera, yaitu Arab Saudi, Inggris, Amerika Serikat, Yordania, Tunisia dan Indonesia," kata Agus Maftuh.
Irwandi Jaswir ©2018 Merdeka.com
Dalam sambutan singkatnya di hadapan Raja Salman dan hadirin, Profesor Irwandi Jaswir mengajak peneliti Islam seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Dalam kesempatan terpisah, Irwandi di KBRI Arab Saudi berbagi pengalamannya sejak dari IPB sampai IIUM Malaysia terkait dengan konsistensinya untuk melakukan penelitian Industri Halal dan juga pengalamannya dalam berinteraksi dengan negara-negara yang fokus terhadap produk halal seperti Korea, Jepang, Selandia Baru, Australia dan Brasil.
Ia juga berharap Indonesia akan mendapatkan manfaat besar peluang market ini sebagai produsen industri halal.
Dubes Maftuh menjelaskan, selain Irwandi, penghargaan bergengsi itu pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi, di antaranya adalah Abul Hasan an-Nadwi (India), Recep Tayib Erdogan, Syeikh Hasanain Makhlouf, Syeikh Gad al-Haq Ali Gad al-Haq, M. Natsir (Indonesia), Roger Garaudy, Universitas al-Azhar, Mahatir Muhammad dan semua Raja Saudi pasca Raja Faisal.
Penghargaan King Faisal Prize diberikan dalam lima kategori, yaitu Pelayanan kepada Islam (Service to Islam) untuk Indonesia, Studi Islam (Islamic Studies) untuk Yordania, Bahasa Arab dan Literature (Arabic Language and Literature) untuk Tunisia , Obat (Medicine) untuk Amerika, dan Sains (Science) untuk Inggris.
Profesor Irwandi Jaswir adalah orang ke-2 setelah Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri ke-5 Indonesia) yang menerima penghargaan yang seringkali disebut 'Nobel' dalam dunia Arab dan Islam.
Penghargaan dalam kategori Jasa Kepada Islam (Service to Islam), sebagaimana yang diberikan kedua anak bangsa tersebut, juga diberikan kepada kepada tokoh-tokoh dunia yang dianggap telah melakukan upaya-upaya yang luar biasa dalam mempromosikan Islam sebagai agama yang toleran atau memiliki karya-karya yang didedikasikan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat Islam.
Profesor Irwandi Jaswir lahir pada 20 Desember 1970 di Medan, Indonesia. Menyelesaikan S1-nya di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan S-2 serta S-3 di International Islamic University Malaysia (IIUM).
Publikasi internasional Profesor Irwandi Jaswir terdiri dari 75 tulisan ilmiah, 30 buku dan 150 karya ilmiah, selain 60 jenis penghargaan nasional dan internasional yang telah dikantonginya.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
JK ingatkan pembahasan PP Jaminan Produk Halal harus hati-hati
Temui Wapres JK, Kemenag yakin PP Jaminan Produk Halal segera rampung
Mengintip wisata halal ala Taiwan
Mengandung DNA babi, Viostin DS dan Enzyplex belum kantongi sertifikasi halal
Demi kualitas produk, Korsel bantu pendirian laboratorium halal di Indonesia
Sudah ada BPJH, MUI masih berwenang beri cap Halal
Pengusaha kuliner harap pengurusan sertifikasi halal tak jadi beban