Puluhan Ribu Burung Mati Massal di AS karena Kelaparan Panjang & Dampak Krisis Iklim
Ratusan ribu burung di wilayah barat daya Amerika Serikat mati massal. Para ilmuwan yang melakukan pembedahan bangkai burung menyebut penyebabnya adalah kelaparan dan dikaitkan dengan krisis iklim.
Kematian massal burung di wilayah barat daya Amerika Serikat disebabkan kelaparan panjang, diperburuk dengan cuaca dingin yang tak menentu yang dikaitkan dengan krisis iklim. Demikian disampaikan para ilmuwan.
Pada September, berbagai jenis burung seperti walet dan burung penyanyi yang merupakan burung migrasi terjatuh, dan bangkainya ditemukan di New Mexico, Colorado, Texas, Arizona, dan Nebraska. Pembedahan bangkai yang dilakukan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) Pusat Kesehatan Margasatwa Nasional (NWHC) menemukan 80 persen spesimen menunjukkan tanda kelaparan.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Mengapa Indonesia menagih janji pendanaan negara maju untuk mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, Putu mengungkap bahwa negara maju berkomitmen tujuan kolektif memobilisasi 100 miliar dolar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu aksi mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan. "Sehingga ini memang belum kita mampu mewujudkan. Dan harapannya jika ini tuntutan Indonesia harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara yang maju," Putu Supadma Rudana.
-
Bagaimana cara melindungi air untuk memperingati Hari Konservasi Alam Sedunia? Salah satu contoh atau cara memperingati Hari Konservasi Alam Sedunia yaitu melindungi air.
-
Mengapa Indonesia mendorong peningkatan konektivitas udara? Seluruh upaya tersebut dilakukan juga untuk turut mendukung pertemuan ASEAN selama Keketuaan ASEAN Indonesia tahun ini.
Di antaranya ditemukan burung mengalami gagal ginjal dan kehilangan lemak tubuh. Sementara itu 20 persen tak kuat menjalani tes yang layak. Hampir 10.000 ekor burung mati dilaporkan pada basis data kematian margasatwa oleh warga, dan estimasi sebelumnya memperkirakan ratusan ribu burung kemungkinan mati.
“Sepertinya penyebab langsung kematian pada burung-burung ini adalah kekurusan akibat kelaparan,” jelas Direktur USGS NWHC Madison Wisconsin, Jonathan Sleeman, yang menerima 170 mayat burung dan membedah 40 di antaranya.
“Sangat sulit untuk mengaitkan penyebab langsung, tetapi mengingat korelasi erat antara kondisi cuaca dengan kematian burung-burung ini, kami berpikir kondisi cuaca memaksa burung-burung ini untuk bermigrasi sebelum siap, atau mungkin memengaruhi akses mereka ke sumber makanan selama migrasi mereka,” jelasnya, dikutip dari The Guardian, Minggu (27/12).
Kematian pertama dilaporkan pada 20 Agustus di White Sands Missile Range di New Mexico, dimana burung tampak lesu dan membentuk kelompok sebelum mati. Kematian terbanyak terjadi sekitar 9 dan 10 September selamat cuaca dingin yang menyebabkan langkanya makanan.
“Kita tidak membahas kelaparan jangka pendek, ini kelaparan jangka panjang,” jelas profesor fakultas biologi Universitas Negeri New Mexico (NMSU), Martha Desmond, yang mengumpulkan bangkai burung.
“Mereka menjadi sangat kurus sehingga mereka harus membuang-buang otot terbang utama mereka. Artinya ini bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam,” jelasnya.
Diperkirakan burung-burung ini mulai bermigrasi dalam kondisi yang buruk, yang mungkin terkait dengan "kekeringan besar" di barat daya negara itu.
“Di sini, di New Mexico kami telah melihat tahun yang sangat kering, dan kami memperkirakan akan mengalami lebih banyak tahun-tahun kering itu. Dan pada gilirannya saya akan mengatakan tampaknya perubahan iklim memainkan peran dalam hal ini,” jelas Desmond.
“Menurut saya itu sangat menyedihkan," tambahnya.
“Terutama pemikiran bahwa kita melihat beberapa kelaparan jangka panjang pada beberapa burung ini.”
Dampak Perubahan Iklim
Sleeman tidak dapat menyimpulkan apakah peristiwa ini terkait langsung dengan perubahan iklim tetapi mengakui bahwa hal itu membuat kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem.
Desmond sebelumnya menggambarkan melihat begitu banyak individu dan spesies yang mati sebagai tragedi nasional. Sebagian besar burung adalah pemakan serangga dan berry yang bermigrasi dari lanskap tundra di Alaska dan Kanada ke musim dingin di Amerika Tengah dan Selatan. Kebanyakan dari mereka harus berhenti dan mengisi bahan bakar setiap beberapa hari selama migrasi.
Kekhawatiran muncul terkait kebakaran hutan di California yang menyebabkan burung membuat rute ulang migrasi mereka ke pedalaman di atas gurun Chihuahuan, tetapi pembedahan tak menunjukkan kerusakan akibat asap di paru-paru mereka. Lembaga itu juga melakukan tes untuk penyakit bakteri dan virus yang menular, parasit dan bukti keracunan pestisida, yang semua hasilnya negatif.
Seorang mahasiswa pascasarjana di NMSU, Allison Salas mengatakan volume bangkai yang dia kumpulkan membuatnya merinding.
“Fakta bahwa kami menemukan ratusan burung ini sekarat, seperti jatuh dari langit sangatlah mengkhawatirkan.”
Tim Desmond berharap mendapatkan dana untuk mendukung lebih banyak penelitian tentang kematian massal burung sehingga mereka dapat memantau apa yang terjadi dengan lebih baik. Sleeman sepakat kematian massal satwa liar dalam skala besar makin sering terjadi.
“Itu adalah sesuatu yang pasti perlu kami lacak,” tambahnya.