Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo mengatakan selama masa pandemi covid-19 terjadi penurunan penjualan minuman ringan hingga 50 persen.
"Kita semua tahu Covid-19 itu dampaknya bagaimana, bagi industri minuman sangat-sangat signifikan kita melihat penurunan penjualan bisa mencapai 45-50 persen,"
kata Triyono dalam Konferensi Pers bertajuk: Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024 di Jakarta Selatan, Rabu (13/3).
Dia menuturkan, selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
"Benar-benar suatu kondisi bagi industri minuman sangat-sangat menyedihkan, sangat penuh dengan tantangan," kata Triyono.
Hingga kini, industri minuman ringan masih dalam proses pemulihan pasca covid-19.
Dalam paparannya, tingkat penjualan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen dari 2022 hingga 2023 secara year on year (yoy).
Namun, penyumbang utama dari pertumbuhan tersebut dari air mineral.
Kata Triyono tanpa penjualan air mineral, industri minuman ringan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,6 persen.
Triyono menyebut, industri makanan dan minuman (mamin) berkontribusi signifikan terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Di sisi lain, industri ini juga salah satu industri penyerap tenaga kerja terbesar.
Sebelumnya diberitakan, dukungan teknologi dinilai akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam menghadapi tantangan yang ada.
Mulai dari dampak geopolitik, perubahan iklim, krisis kesehatan, krisis logistik yang membuat harga pangan tinggi, kebijakan pembatasan oleh negara maju, hingga melonjaknya harga energi.
“Salah satu yang penting bagi industri makanan dan minuman adalah bagaimana kami harus didukung teknologi,”
kata Ketua Umum Gapmmi melansir Antara di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2023.