Ramai Aksi Boikot Produk Israel, Pengusaha Minuman Beri Tanggapan Begini
ASRIM mencatat, tingkat penjualan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen dari 2022 hingga 2023 secara year on year.
Triyono mengatakan, pihaknya lebih fokus pada menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk minuman di dalam negeri.
Ramai Aksi Boikot Produk Israel, Pengusaha Minuman Beri Tanggapan Begini
Ramai Aksi Boikot Produk Israel, Pengusaha Minuman Beri Tanggapan Begini
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo menyebut aksi boikot produk Israel tidak memberi pengaruh terhadap industri minuman di Indonesia.
"Secara keseluruhan kalau dilihat dari industri, kalau ke industri kita tidak terlalu terdampak ya," kata Triyono dalam Konferensi Pers bertajuk 'Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024' di Jakarta Selatan, Rabu (13/3).
Triyono mengatakan, pihaknya lebih fokus pada menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk minuman di dalam negeri.
"Jadi, memang itu sangat spesifik, kalau secara industri agregat kelihatannya kita lebih fokus pada menjaga daya beli dan bagaimana menjaga beban usaha terjaga, mungkin ke arah sana," ujarnya.
Adapun ASRIM mencatat, tingkat penjualan secara umum mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen dari 2022 hingga 2023 secara year on year.
Penyumbang utama dari pertumbuhan tersebut adalah air mineral. Menurut Triyono, tanpa penjualan air mineral, industri minuman ringan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,6 persen.
"Antara 2022 sampai 2023 ada pertumbuhan 3,1 persen kalau kita lihat secara total. Tapi penyumbang utama dari pertumbuhan itu hanya air mineral, kalau kita keluarkan (air mineral) pertumbuhan industri adalah minus 2,6 persen," ujarnya.
Berdasarkan kategori, air mineral sangat mendominasi yakni kontribusinya sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan di industri minuman. Urutan kedua adalah teh dalam kemasan.