"Rumah-Rumah Kami Hancur dalam Sedetik Dibakar Militer"
Militer dan milisi pro militer membakar desa-desa di Myanmar tengah hampir setiap hari sejak Desember.
Puing-puing dan abu, hampir hanya itu yang tersisa dari rumah-rumah kayu dan batu bata yang sebagian besar dibangun sendiri olehwarga di desa tepi sungai Bin yang sepi di Myanmar tengah.
Bin adalah satu dari 100 lebih desa yang sebagian maupun seluruhnya dibakar militer Myanmar sejak awal tahun ini, 5.500 rumah warga sipil dihancurkan saat tentara berusaha menekan oposisi yang menentang kudeta militer, menurut data yang dikumpulkan kelompok aktivis Data For Myanmar.
-
Apa makna dari kata bijak Korea "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다"? "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다" - "Hal terpenting adalah saat ini."
-
Bagaimana para peneliti menyelidiki benda misterius tersebut? Para peneliti menggunakan lengan robot untuk menyelidiki objek misterius ini secara lebih detail.
-
Apa makna dari kata "hweimangeun kkumi anira kkumel silhyeonhaneun bangbeobida"? 회망은 꿈이 아니라 꿈을 실현하는 방법이다, hweimangeun kkumi anira kkumel silhyeonhaneun bangbeobida(Harapan bukanlah impian, tetapi jalan membuat impian menjadi nyata)
-
Kapan semut berevolusi? Lebih dari itu, semut berhasil melakukan semua ini tanpa adanya bentuk pemerintahan atau kepemimpinan langsung, tetapi mereka telah bertahan jauh lebih lama dan jauh lebih berhasil daripada spesies lain yang berevolusi sekitar 140 hingga 168 juta tahun yang lalu.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Siapa yang menemukan sinyal misterius itu? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut.
Puluhan citra satelit yang dikaji Reuters dari perusahaan Planet Labs AS dan NASA, menunjukkan pembakaran desa-desa yang meluas di bagian tengah negara itu. Foto-foto tersebut, yang sebagian besar telah dikonfirmasi laporan media lokal, di antara bukti terkuat sampai saat ini yang menunjukkan bahwa militer menggunakan pembakaran yang meluas untuk menyerang kelompok perlawanan di wilayah Sagaing tengah, di mana penduduk mengatakan kepada Reuters di sana ada oposisi bersenjata yang melawan junta.
"Ini merupakan sebuah kampanye teror," kata utusan khusus PBB untuk HAM di Myanmar, Tom Andrews kepada Reuters.
"Jika Anda tinggal di sebuah area atau desa yang menurut mereka (junta) desa itu mendukung mereka yang angkat senjata, maka Anda, dalam pandangan mereka, adalah musuh," jelasnya, dikutip dari laman Reuters, Jumat (15/4).
Andrews, yang tinggal di AS, mengatakan dia telah berbicara melalui telepon dengan beberapa saksi mata dan sejumlah orang memberikan dia informasi yang terjadi di lapangan. Orang-orang ini mengatakan militer meningkatkan serangannya di Sagaing selama beberapa bulan terakhir, di mana tentara melakukan serangan darat dan jet tempur menyerang dari udara.
Junta, yang menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021, menyebut oposisi apapun ilegal dan militer harus memulihkan ketertiban di negara tersebut.
Militer Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar terkait pembakaran desa ini. Dalam beberapa bulan terakhir, junta justru menuduh pasukan oposisi yang membakar desa-desa, namun tanpa disertai bukti.
Menurut laporan BBC Burma dan media lokal yang disusun Data For Myanmar, militer dan milisi pro militer membakar desa-desa di Myanmar tengah hampir setiap hari sejak Desember. Foto satelit NASA yang tersedia untuk umum mengonfirmasi lokasi hampir semua lokasi kobaran api terbesar.
Warga mengatakan kepada Reuters, serangan militer dan pembakaran mendorong pengungsian skala besar. Lebih dari 52.000 orang melarikan diri pada minggu terakhir Februari, menurut PBB.
Pembakaran baru-baru ini menjadi taktik yang pertama kali terlihat di jantung wilayah yang dulunya damai, sebagian besar dihuni penganut Buddha. Selama setahun terakhir, wilayah tersebut telah menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan junta dan kelompok-kelompok yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sayap bersenjata Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang digulingkan dalam kudeta. Junta menyatakan NUG dan PDF ilegal dan mencap mereka teroris.
Reuters mewawancarai 14 warga desa dari wilayah Sagaing yang menggambarkan bagaimana tentara membakar hunian mereka. Reuters tidak bisa mengonfirmasi aspek-aspek tertentu dari cerita mereka. Tapi cerita mereka bagaimanapun konsisten dengan citra satelit.
Bin dibakar militer pada 31 Januari, menurut tujuh warga kepada Reuters.
Foto dan video Bin yang direkam penduduk setempat selama beberapa hari yang dilihat Reuters menunjukkan warga desa berjalan di tengah-tengah desa mereka yang terbakar.
"Kami kehilangan segala yang kami punya," kata petani kacang, Maung Zaw (41) kepada Reuters melalui telepon.
"Saya akan melawan kediktatoran militer ini sampai akhir," lanjutnya.
Tiga orang mengatakan mereka membantu membawa keluarga yang lansia dan teman-teman mereka keluar dari rumah mereka saat kebakaran terjadi. Satu orang pria, yang meminta tak disebutkan namanya karena takut, mengatakan dia merangkak menuju lahan terdekat dan menutup dirinya dengan pohon tomat untuk bersembunyi dari tentara.
Sebuah foto satelit tertanggal 7 Februari dari Planet Labs, menunjukkan sebagian besar desa itu terbakar jadi abu, di mana sekitar 100 rumah hancur. Sebuah foto tertanggal 27 November menunjukkan saat desa itu masih utuh. Reuters juga melihat enam foto dan sebuah video yang direkam penduduk dengan drone, menunjukkan kehancuran.
Para saksi mata mengatakan tidak ada yang terbunuh dalam serangan pembakaran itu tapi mereka kehilangan tempat-tempat penyimpanan hasil panen dan pakan ternak juga rumah-rumah mereka.
"Kami membangun rumah sepanjang hidup kami, dan dihancurkan dalam sedetik," kata seorang guru dari Bin, yang meminta tak disebutkan namanya.
Reuters tidak bisa menghubungi pemerintah daerah di wilayah itu untuk mengonfirmasi serangan di Bin dan desa lainnya.
Pembakaran desa-desa dan pengungsian penduduk di wilayah seperti Sagaing dan Magway yang merupakan wilayah produksi pertanian, dapat mengganggu musim tanam dan panen, menurut Klaster Keamanan Pangan Myanmar, sebuah badan yang mengoordinasikan tanggapan PBB dan organisasi bantuan terhadap krisis pangan di negara tersebut.
"Pengurangan produksi di wilayah seperti itu dapat menyebabkan defisit pasokan pangan keseluruhan dan akan semakin meningkatkan harga makanan yang memang sudah tinggi," jelas kelompok tersebut dalam pernyataannya kepada Reuters pekan ini.
Taktik yang lazim
Selain di Bin, tujuh orang lainnya mengatakan kepada Reuters, mereka menyaksikan pembakaran tiga desa lainnya di wilayah Sagaing pada Februari: Ohn Hnae Bok, Hna Ma Sar Yit, dan Chaung-U. Tiga foto NASA dan delapan foto Planet Labs menunjukkan pembakaran terjadi di desa tersebut pada tanggal serangan yang disebutkan warga.
Dua orang dari Hna Ma Sar Yit mengatakan tentara menembak mati dua orang semengatara tiga lansia dibakar sampai mati di rumah mereka. Reuters tidak bisa memverifikasi pengakuan mereka ini.
Militer Myanmar memutus akses internet di seluruh Sagaing, sehingga sulit untuk mengonfirmasi sejumlah informasi. Junta tidak menanggapi permintaan komentar.
Membakar desa merupakan taktik lama militer Myanmar yang dilakukan puluhan tahun, menurut beberapa pengamat kepada Reuters. Pembakaran dilakukan untuk menghilangkan dukungan terhadap pemberontakan.
Tentara menghancurkan ratusan desa pada 2017 ketika mengusir ratusan ribu Muslim Rohingya dari wilayah Rakhine.
Bulan lalu, AS secara resmi menetapkan militer Myanmar melakukan genosida terhadap Rohingya. PBB mengatakan pasukan Myanmar melakukan serangan dengan "tujuan genosida" yang mencakup pembunuhan massal, pembakaran, dan pemerkosaan. Tanpa bukti, militer Myanmar mengatakan Rohingya membakar sendiri rumah-rumah mereka.
Militer "berusaha untuk menghancurkan, atau setidaknya mengurangi," pasukan perlawanan di Sagaing sebelum awal musim hujan pada Mei atau Juni, ketika pergerakan pasukan menjadi lebih sulit, kata Anthony Davis, seorang analis keamanan dengan Perusahaan intelijen pertahanan Janes yang berbasis di Inggris.
Junta tidak menanggapi permintaan komentar.
(mdk/pan)