Rusia dukung Susi tenggelamkan kapal asing ilegal
"Dalam hal ini, memang pemerintah harus bertindak tegas," kata Dubes Mikhail Galuzin.
Federasi Rusia mengaku punya kendala dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal nelayan asing secara ilegal mengambil ikan di perairan Tanah Air. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin di kediaman Duta Besar Rusia, Jakarta Selatan.
Apakah itu terkait nelayan asal Negeri Beruang Merah yang mencari tuna hingga perairan Indonesia, Galuzin tidak mengelaborasi lebih lanjut.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
"Kami setuju dengan kebijakan tersebut, namun ada beberapa kendala yang kami miliki. Kami berharap dapat terus berkoordinasi dengan Indonesia untuk mengatasi kendala tersebut," ujar Galuzin, Kamis (11/12).
Walaupun begitu, pemerintah Rusia mendukung kebijakan keras ini. Galuzin menilai itu hak Indonesia sebagai bangsa berdaulat.
"Karena sudah dibuat oleh pemerintah Indonesia, Rusia mendukung keputusan ini. Hal ini merupakan keputusan yang sangat baik yang dilakukan Indonesia. Kami terus mendukung kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Dalam hal ini, memang pemerintah harus bertindak tegas," lanjutnya.
Galuzin sendiri berpendapat, kebijakan ini harus terus dilakukan pemerintah Indonesia hingga ke masa yang akan datang.
Pekan lalu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama-sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) menenggelamkan tiga dari lima kapal asing pencuri ikan di wilayah laut Indonesia.
Tiga kapal asing itu ditembak oleh kapal Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bersama TNI Angkatan Laut dan Bakorkamla di perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12)
Eksekusi yang dilakukan terhadap tiga kapal kayu asal nelayan Vietnam ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengamankan kekayaan laut Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjamin eksekusi kapal ini tidak akan memperburuk hubungan bilateral antar negara. Karena sasaran eksekusi tidak membawa nama negara tetapi atas nama bisnis.
"Ini bukan perang antarnegara. Ini soal pencuri ikan ya. Pencuri ikan itu pebisnis," ujarnya.
(mdk/ard)