Rusia Masih Ingin Perundingan Damai dengan Ukraina
Hingga kini, Rusia dan Ukraina tidak lagi duduk dalam meja perundingan semenjak pembicaraan damai Maret lalu di Istanbul, Turki.
Keinginan untuk melanjutkan pembicaraan damai di tengah peperangan masih ditunjukkan Rusia kepada Ukraina.
“Moskow tidak menyerah pada gagasan pembicaraan damai dengan Kiev, tetapi kedua pihak harus memulai negosiasi lebih cepat daripada nanti,” ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, seperti dilansir Russia Today, Ahad (11/9).
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Siapa yang mengutuk Rusia karena menyerang anak-anak Ukraina, tetapi bersikap mesra dengan Israel? PM Inggris Keir Starmer unggah cuitan kontroversial tentang konflik Ukraina-Rusia hingga ramai disorot di media sosial. Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer baru saja dilantik pada Jumat (5/7) lalu oleh Raja Charles III. Starmer sah terpilih usai Partai Buruh memenangkan 412 suara dari 650 kursi di parlemen pada Pemilu, Kamis (4/7). Dirinya akan menggantikan Perdana Menteri Inggris sebelumnya, Rishi Sunak. Belum genap satu minggu menjabat, Keir Starmer sudah jadi perbincangan usai cuitannya di akun X pribadinya @Keir_Starmer dinilai penuh kemunafikan.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Apa yang terjadi pada pertandingan Vietnam melawan Rusia? Dalam pertandingan melawan Rusia di Stadion My Dinh, Vietnam memutuskan untuk menurunkan Dang Van Lam sebagai kiper sejak awal laga. Kiper berusia 31 tahun ini membuat Filip Nguyen harus puas berada di bangku cadangan. Namun, pada menit ke-61, terjadi insiden konyol di pertahanan Vietnam. Mereka sebenarnya memiliki kesempatan untuk memblokir serangan Rusia, tetapi sebuah umpan kembali dari Vu Van Thanh menjadi malapetaka ketika Dang Van Lam tidak berhasil menyentuh bola. Ia hanya menendang udara, dan bola pun meluncur perlahan menuju gawang Vietnam, menciptakan gol bunuh diri. Ini adalah gol kedua dari total tiga gol yang menandai kemenangan Rusia.
“Kami tidak menolak negosiasi; kami tidak menyerah untuk negosiasi dengan Ukraina” lanjut Lavrov dalam wawancaranya dengan kanal televisi Rossiya 1.
“Mereka yang menolaknya harus memahami bahwa semakin lama proses ini tertunda, semakin sulit untuk mencapai kesepakatan,” lanjut Lavrov.
Bukan hanya Lavrov yang menyuarakan pembicaraan perdamaian, namun Presiden Rusia, Vladimir Putin turut menyuarakan hal yang sama.
Hingga kini, Rusia dan Ukraina tidak lagi duduk dalam meja perundingan semenjak pembicaraan damai Maret lalu di Istanbul, Turki.
Awalnya Rusia menunjukkan optimisme dalam pembicaraan perdamaian, namun optimisme itu mulai hilang. Kedua pihak pun saling menuduh dan akhirnya kehilangan kepercayaan.
Tuntutan Ukraina kepada Rusia yang semakin tidak realistis akhir-akhir ini juga menjadi penghalang dalam pembicaraan damai, terutama keinginan pembicaraan perdamaian hanya dapat berlangsung setelah kekalahan Rusia di medan perang.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymr Zelenskyy menyatakan dia ingin berbicara langsung dengan Presiden Putin. Namun bagi Moskow, pertemuan kedua pemimpin itu hanya dapat terjadi jika sudah tercapainya kesepakatan konkrit.
“Tidak ada yang membutuhkan pertemuan demi sebuah pertemuan” komentar Dmitry Peskov, juru bicara presiden mengenai keinginan Zelenskyy.
Semakin lamanya pembicaraan perdamaian, maka tuntutan kedua pihak pun akan makin banyak.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Ukraina Timur Gelap Total, Kiev Tuding Akibat Serangan Rusia
Ramzan Kadyrov Akui Pasukan Rusia Dipukul Mundur dari Kharkiv, Ukraina
AS Kirim Persenjataan dengan Presisi Paling Akurat ke Ukraina
Ini yang akan Terjadi Jika Pembangkit Nuklir Terbesar Eropa di Ukraina Meledak
Putin: Barat Sedang Jatuh, Masa Depan Ada di Asia
Erdogan Soal Krisis Energi: Eropa Menuai Apa yang Mereka Tabur
Intelijen AS: Rusia akan Beli Jutaan Roket dan Peluru dari Korea Utara