Selentingan kabar sebut Paus mundur sebab skandal uskup gay
Surat kabar Italia La Repubblica menyebut mundurnya Paus terkait adanya kasus sejumlah uskup gay.
Sebuah laporan dari surat kabar Italia La Repubblica menyebutkan adanya kaitan antara pengumuman mundurnya Paus Benediktus XVI akhir Februari mendatang dengan kasus terkuaknya sejumlah uskup gay.
Surat kabar the Guardian melaporkan, Jumat (22/2), juru bicara Paus menolak membenarkan maupun membantah laporan surat kabar asal Italia itu.
La Repubblica menulis pada 17 Desember tahun lalu Paus menerima sejumlah berkas laporan dari tiga kardinal yang ditugaskan untuk menyelidiki skandal kebocoran informasi Vatikan. Pada hari itu juga kemudian Paus mengambil keputusan untuk mundur.
Menurut La Repubblica berkas dokumen itu memuat hampir 300 halaman terikat tali merah dan disimpan di apartemen kepausan dan akan diserahkan kepada paus yang terpilih berikutnya.
Surat kabar itu mengatakan sejumlah kardinal menyebut beberapa penyelewengan di Vatikan, termasuk soal adanya kelompok dengan orientasi seksual sama.
Pada Mei tahun lalu pelayan Paus, Paolo Gabriele ditangkap dan dihukum lantaran mencuri dan membocorkan ribuan dokumen yang menyatakan Vatikan terlibat berbagai macam skandal seperti intrik, korupsi, dan percekcokan.
La Repubblica menuturkan para kardinal itu sebelumnya pernah mengadakan rapat di Ibu Kota Roma, termasuk di sebuah villa di luar kota, tempat sauna di pinggiran Roma, sebuah salon, dan bekas rumah tinggal dosen yang dihuni oleh seorang uskup agung Italia.
"Baik Komisi Kardinal maupun saya tidak akan berkomentar terkait permasalahan ini. Biarlah siapa pun bertanggung jawab atas asumsinya. Kami tidak akan menindaklanjuti penyelidikan ini," kata juru bicara pastor Federico Lombardi.
Teka-teki perihal keputusan mundurnya Paus ke-265 itu juga membuat beberapa orang mulai berspekulasi dan membuat rumor seputar lengsernya pemimpin umat Katolik sejagat itu.
Pada 2011, ada tuduhan Paus dan beberapa pejabat Takhta Suci Vatikan lainnya memelihara praktik pelecehan seksual, namun merahasiakan hal itu.
Awal Ferbuari lalu, seorang pejabat tinggi Vatikan, Kardinal William Levada, terbukti terlibat dalam merahasiakan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.